Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polemik Sistem Pemilu, antara Terbuka atau Tertutup

Kompas.com - 25/10/2016, 12:55 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

Ditolak

Namun, penolakan muncul dari sebagian parpol yang tetap ingin menggunakan sistem proporsional terbuka.

Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno mengatakan, partainya menilai sistem proporsional terbuka lebih adil dibandingkan dengan yang tertutup karena menghadirkan kompetisi secara terbuka bagi masing-masing caleg.

Dengan sistem proporsional terbuka, para calon diharuskan berpikir kreatif agar bisa lolos ke parlemen.

Selain itu, kata Eddy, sistem proporsional terbuka menjadikan seluruh calon setara, artinya tak satu pun yang diistimewakan partai.

Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal PKB Jazilul Fawaid menuturkan, sistem proporsional terbuka sejalan dengan harapan rakyat Indonesia.

"Dari tiga pemilu legislatif sebelumnya masyarakat kita kan sudah terbiasa dengan sistem proporsional terbuka. Tentu di 2019 harapanya juga tetap proporsional terbuka karena trennya seperti itu," kata Jazilul.

Selain itu, menurut Jazilul, perubahan sistem proporsional terbuka menjadi tertutup juga membawa dampak negatif.

Ia khawatir adanya penurunan partisipasi pemilih dalam Pemilu 2019 karena rakyat sudah terbiasa dengan sistem terbuka.

Hal senada disampaikan Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani. Ia menyatakan, sebaiknya pemerintah mematuhi putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memutuskan lolosnya caleg didasarkan pada suara terbanyak.

"Ini buat awalan ya meski kami belum menentukan sikap resmi karena masih menunggu hasil kajian. Apa usulan pemerintah itu tidak bertentangan dengan putusan MK dan juga rawan digugat oleh orang yang merasa dirugikan dengan usulan tersebut," kata Muzani saat dihubungi Kompas.com.

Muzani menambahkan, Gerindra menginginkan konsistensi pemerintah dalam menjalankan produk hukum yang ada.

Tergantung parpol

Menanggapi polemik tersebut, Kordinator Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Masykurudin Hafidz menyatakan, usulan pemerintah terkait sistem proporsional tertutup tidak menyelesaikan masalah.

Sebab, kata Masykur, permasalahan sesungguhnya ada di tubuh parpol.

Dalam sistem proporsional terbuka memang didapati berbagai kelemahan, di antaranya biaya politik yang tinggi dan kohesifitas antara caleg dan parpol.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

RHL – Surati Kabareskrim, FKMS Minta Kasus Dugaan Ijazah Palsu Bupati Ponorogo Dituntaskan

RHL – Surati Kabareskrim, FKMS Minta Kasus Dugaan Ijazah Palsu Bupati Ponorogo Dituntaskan

Nasional
PN Jakarta Pusat Nyatakan Tak Berwenang Adili Perbuatan Melawan Hukum Terkait Pencalonan Gibran

PN Jakarta Pusat Nyatakan Tak Berwenang Adili Perbuatan Melawan Hukum Terkait Pencalonan Gibran

Nasional
Tak Sejalan dengan Reformasi, Revisi UU TNI Sebaiknya Dihentikan

Tak Sejalan dengan Reformasi, Revisi UU TNI Sebaiknya Dihentikan

Nasional
Demokrat Tak Persoalkan Anggota Tim Transisi Pemerintahan Diisi Kader Gerindra

Demokrat Tak Persoalkan Anggota Tim Transisi Pemerintahan Diisi Kader Gerindra

Nasional
Menteri PUPR Jadi Plt Kepala Otorita IKN, PKB: Mudah-mudahan Tidak Gemetar

Menteri PUPR Jadi Plt Kepala Otorita IKN, PKB: Mudah-mudahan Tidak Gemetar

Nasional
Istana Cari Kandidat Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Definitif

Istana Cari Kandidat Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Definitif

Nasional
Soal Pimpinan Otorita IKN Mundur, Hasto PDI-P: Bagian dari Perencanaan yang Tak Matang

Soal Pimpinan Otorita IKN Mundur, Hasto PDI-P: Bagian dari Perencanaan yang Tak Matang

Nasional
Pendukung Diprediksi Terbelah Jika PDI-P Usung Anies di Pilkada Jakarta

Pendukung Diprediksi Terbelah Jika PDI-P Usung Anies di Pilkada Jakarta

Nasional
Indonesia Akan Bentuk 'Coast Guard', Kedudukan Langsung di Bawah Presiden

Indonesia Akan Bentuk "Coast Guard", Kedudukan Langsung di Bawah Presiden

Nasional
Bareskrim Kirim Tim ke Thailand Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Bareskrim Kirim Tim ke Thailand Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, PDI-P: Ujung-ujungnya Tetap Nepotisme

MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, PDI-P: Ujung-ujungnya Tetap Nepotisme

Nasional
Dualisme Pengamanan Laut, Bakamla Disiapkan Jadi Embrio 'Coast Guard' RI

Dualisme Pengamanan Laut, Bakamla Disiapkan Jadi Embrio "Coast Guard" RI

Nasional
Istri SYL Dapat Uang Operasional Bulanan Rp 30 Juta dari Kementan

Istri SYL Dapat Uang Operasional Bulanan Rp 30 Juta dari Kementan

Nasional
Soal Revisi UU TNI-Polri, Mensesneg: Presiden Belum Baca

Soal Revisi UU TNI-Polri, Mensesneg: Presiden Belum Baca

Nasional
SYL Begal Uang Perjalanan Dinas Pegawai Kementan Selama 4 Tahun, Total Rp 6,8 Miliar

SYL Begal Uang Perjalanan Dinas Pegawai Kementan Selama 4 Tahun, Total Rp 6,8 Miliar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com