Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Revitalisasi Pendidikan Vokasi, Bobot Praktik Akan Dinaikkan Jadi 70 Persen

Kompas.com - 24/10/2016, 17:47 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir mengatakan, revitalisasi pendidikan vokasi tingkat perguruan tinggi akan dilakukan tahun depan.

Hal ini untuk menjawab tantangan terkait kebutuhan sumber daya manusia (SDM) yang siap kerja.

"Kita harus menginovasi lulusan pendidikan vokasi siap kerja, bukan mencari pekerjaan," ujar Nasir, di Sekretariat Negara, Jakarta, Senin (24/10/2016).

Ia mengatakan, pada proses pembelajaran, porsi untuk praktik akan diperbanyak daripada teori.

Perbandingannya, 30 persen untuk teori dan 70 persen praktik.

Nasir menyebutkan, program revitalisasi pendidikan vokasi ini menerapkan sistem 3+2+1.

"Tiga semester aktif di kampus, dua semester di industri, dan satu semester akhir di kampus atau industri," kata dia.

Nasir menjelaskan, pada semester akhir, mahasiswa bisa memilih menyelesaikan pendidikan dengan mengerjakan tugas akhir di kampus atau praktik industri.

Jika mahasiswa tersebut memilih menjadi tenaga pengajar di sekolah vokasi, maka kualitasnya sudah dicukupkan selama menjadi mahasiswa.

"Lulusan politeknik bisa menjadi pengajar di sekolah vokasi, sehingga harus berkualitas, menjadi guru produktif. Nanti kami bekerja sama dengan Kemdikbud untuk kebutuhannya," kata dia.

Nasir menambahkan, agar program ini berjalan baik, Kementerian Ristek dan Dikti akan mendorong politeknik untuk bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan industri.

Hal ini sudah dilakukan beberapa perguruan tinggi, di antaranya, Politeknik Maritim Negeri Indonesia (PoliMARIN) di Semarang yang bermitra dengan Pelindo, dan Politeknik Manufaktur Negeri Bandung (POLMAN) bekerja sama dengan 100 industri manufaktur.

Nasir mengatakan, sejumlah politeknik negeri akan menjalankan program ini sebagai tahap awal penerapan program.

Selain yang sudah disebutkan, sembilan lainnya, yakni Politeknik Negeri Lhokseumawe, Batam, Malang, Jember, Perkapalan Surabaya, dan elektronik Surabaya. 

Lainnya, Politeknik Negeri Samarinda, Banjarmasin, dan Ambon.

"Nanti kita fokus bidang, pangan, maritim, manufaktur, perkapalan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Nasional
Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

Nasional
Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Nasional
Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

Nasional
Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Nasional
Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com