Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pernyataan Panglima TNI soal Mata-mata Abu Sayyaf Dinilai Resahkan Publik

Kompas.com - 26/09/2016, 14:48 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Institute for Security and Strategic (ISESS) Khairul Fahmi mempertanyakan pernyataan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo soal adanya mata-mata Abu Sayyaf di Indonesia.

Menurut dia, pernyataan Panglima TNI harus diperkuat fakta pendukung.

"Apa fakta pendukungnya? Atau apa perlunya informasi itu dibuka kepada publik?" ujar Khairul melalui pesan singkat, Senin (26/9/2016).

Ia menilai, pernyataan itu juga tidak ditindaklanjuti oleh sebuah tindakan seperti pengejaran atau minimal penelusuran.

Pada akhirnya, menurut Khairul, pernyataan itu menyisakan keresahan di publik. Bahkan, ada kesan bahwa Panglima hanya mencari kambing hitam atas kegagalan memberikan rasa aman di wilayah perairan Indonesia.

Oleh sebab itu, Khairul mendesak agar Panglima TNI membuktikan pernyataannya itu.

"Tunjuk hidung. Karena tentu saja kalau itu benar, tidak boleh dibiarkan dan hanya mengeluh ke kiri ke kanan," ujar Khairul.

Di sisi lain, ia meyakini Abu Sayyaf bukan kelompok yang mempunyai kemampuan menempatkan mata-mata atau menggalang aset di Indonesia untuk menyuplai informasi.

"Bahkan, tampaknya kemungkinan adanya oknum yang menjual informasi untuk sekadar cari untung justru lebih besar daripada ada mata-mata yang memang bekerja untuk Abu Sayyaf," ujar dia.

Jika memang hal seperti itu terjadi, Khairul mengatakan, teroris sesungguhnya adalah oknum tersebut.

Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan bahwa kelompok Abu Sayyaf kemungkinan memiliki mata-mata di Indonesia. Hal itu diungkapkannya karena mereka selalu mengetahui aktivitas kapal asal Indonesia di Perairan Sulu.

"Ya logika berpikirnya saja, bagaimana dia (Abu Sayyaf) bisa tahu. Berarti kan ada yang informasi, kan itu saja," ujar Gatot.

Kompas TV WNI Asal Bulukumba Dibebaskan Kelompok Abu Sayyaf
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis 'Mercy'

Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis "Mercy"

Nasional
26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

Nasional
Soal Perintah 'Tak Sejalan Silakan Mundur', SYL: Bukan Soal Uang, Tapi Program

Soal Perintah "Tak Sejalan Silakan Mundur", SYL: Bukan Soal Uang, Tapi Program

Nasional
Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Nasional
[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

Nasional
MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

Nasional
Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com