Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konstelasi Politik Pilkada DKI Dinilai Representasikan Pemilu 2019

Kompas.com - 22/09/2016, 22:04 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari menilai konstelasi politik Pilkada DKI Jakarta saat ini cukup merepresentasikan situasi politik saat Pemilu 2019 nanti.

Menurut Qodari, hal itu dapat dilihat dari turun langsungnya para ketua umum partai dalam penentuan pasangan calon yang diusung.

"Kita sama-sama lihat, Megawati turun tangan saat menentukan Basuki Tjahaja Purnama sebagai calon gubernur yang diusung PDI-P," kata Qodari dalam sebuah diskusi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (22/9/2016).

"Begitu pula koalisi Demokrat dengan PPP, PKB, PAN yang kini tengah berupaya memunculkan nama baru selaku pesaing Ahok," ujarnya.

Terlebih, menurut Qodari, jelang Pilkada DKI Jakarta, partai tak lagi terpolarisasi berdasarkan koalisi yang dibangun di tingkat nasional saat ini.

Sebab, bila berkaca kepada koalisi di tingkat nasional, semestinya PAN, PPP, dan PKB masuk ke dalam koalisi pengusung Ahok.

"Makanya ini bisa dibilang "pilgub rasa pilpres". Karena para ketua umum partai sampai turun tangan langsung untuk menentukan calon gubernur yang bertanding," ucap Qodari.

Ia memprediksi Pilkada DKI kali ini bakal terdiri dari dua hingga tiga pasangan calon.

"Ada poros Teuku Umar yang merepresentasikan para pengusung Ahok. Dan pesaing Ahok bisa dari poros Cikeas yang merepresentasikan Demokrat dan koalisinya. Terakhir poros Hambalang sebagai representasi Gerindra dan PKS," ujar Qodari.

"Tapi bisa juga Gerindra dan PKS bergabung ke poros Cikeas," lanjut dia.

PDI Perjuangan resmi memutuskan untuk kembali mengusung pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.

Pengusungan ini menyusul Nasdem, Hanura, dan Golkar yang lebih dulu mendeklarasikan diri bakal mengusung Ahok di Pilkada DKI.

Sehari setelahnya, empat partai mengadakan rapat konsolidasi di kediaman Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di Cikeas, Kabupaten Bogor, Rabu (21/9/2016) malam dan berakhir Kamis (22/9/2016) dini hari.

(Baca: Rapat Semalaman di Cikeas, Empat Parpol Belum Sepakati Penantang Ahok-Djarot)

Rapat konsolidasi semalam dilakukan untuk mencari calon pasangan penantang bagi Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat yang telah mendaftar lebih dulu ke KPU DKI. Jakarta.

Adapun, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto melakukan pembahasan bersama elite Partai Keadilan Sejahtera di kediaman Prabowo di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

(Baca juga: Mencari Penantang Ahok, dari Cikeas hingga Kertanegara)

Prabowo kemudian merapat ke Cikeas bersama Presiden PKS Sohibul Iman. (Baca: Prabowo dan Sohibul Temui Poros Cikeas untuk Bahas Pilkada DKI)

Kompas TV Megawati: Semoga Pilkada DKI 2017 Demokratis, Aman, dan Stabil
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gejala Korupsisme Masyarakat

Gejala Korupsisme Masyarakat

Nasional
KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

Nasional
PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

Nasional
Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Nasional
Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Nasional
Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Nasional
MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Nasional
Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com