Dorong dua putaran, gerus suara Ahok
PPP dan koalisi menggunakan strategi bagaimana dapat menggerus suara petahana. Selain dengan mengusung nama yang tepat dan kuat, PPP dan koalisinya kemungkinan akan memutus komunikasi dengan Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Dengan demikian, Arsul memperkirakan Pilkada DKI Jakarta akan diikuti oleh tiga bakal calon gubernur dan wakil gubernur. Satu pasang dari petahana, satu pasang dari kubu PPP-Demokrat dkk, dan satu pasang dari koalisi Gerindra-PKS.
"Tidak head to head ini lebih baik sehingga meskipun suara petahana tertinggi di putaran pertama, tetapi harus menjalani putaran kedua," ujar Arsul.
"Hal ini tentu memecah suara petahana karena kalau di Jakarta, kalau tidak dapat 50 persen plus satu, maka pilkada berjalan dua putaran. Kami dorong ke sana," kata dia.
(Baca: Sekjen PPP: Anies Baswedan Salah Satu Nama yang Kami Simulasikan)
Jika dalam putaran pertama sosok yang diusung PPP dan koalisinya "keok", Arsul memastikan kubunya tidak akan berpaling ke petahana. PPP dkk akan tetap mengusung sosok di luar petahana. Bahkan, jika harus bergabung dengan koalisi Gerindra-PKS, kubunya mau tidak mau melakukannya.
Arsul yakin, dengan mengusung sosok yang kuat dan program unggulan, suara yang tidak memilih petahana dalam putaran pertama akan terakumulasi pada putaran kedua. Akumulasi suara itu diyakini berjumlah tinggi dan mampu mengalahkan sosok petahana.
Selanjutnya: Gerindra dorong head to head