Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Fajar Arif Budiman
Pemerhati Kebijakan Publik

Menyelesaikan studi Magister Kebijakan Publik di Universitas Padjadjaran. Saat ini menjadi pemerhati dan peneliti kebijakan publik di Akar Rumput Strategic Consulting

Kehadiran Negara dalam Kebisingan Publik

Kompas.com - 09/09/2016, 15:28 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Jangan yang dibayangkan disini adalah sosok negara 'sok tahu', totaliter dan mendominasi kebenaran. Namun yang kita harapkan adalah negara yang informatif, melindungi dan bertanggung jawab.

Pemerintah harus melindungi kebutuhan atas informasi yang benar untuk kepentingan rakyat. Bukankah tugas negara adalah melakukan sosialisasi.

Dalam dunia yang semakin terkoneksi, partisipatoris, informatif dan transparan seperti saat ini, justru yang dibutuhkan adalah negara yang jujur, rasional dan bekerja secara benar (good democratic governance).

Sebagai contoh, asumsi mengenai tingginya konsumsi minuman beralkohol oleh remaja mendorong publik untuk mengusulkan pelarangan produksi dan penjualannya.

Padahal Permendag No. 20 Tahun 2014 Tentang Pengendalian dan Pengawasan Terhadap Pengadaan, Peredaran, dan Penjualan Minuman Beralkohol mengatur bahwa minuman beralkohol hanya boleh dikonsumsi oleh orang yang berusia di atas 21 tahun.

Artinya, secara regulasi pemerintah sudah menentukan batas usia legal untuk membeli dan mengkonsumsi minuman beralkohol, namun masih lemah dalam sosialisasi dan implementasinya.

Isu pro kontra ini muncul bersamaan dengan keberadaan pembahasan RUU Larangan Minum Beralkohol di DPR. Isu ini harus mendapatkan kajian yang objektif terkait peran regulatif negara dalam mengatur produksi, distribusi dan konsumsi minuman beralkohol.

Isunya bukan melarang, namun mengatur. Sama halnya dengan katakanlah Malaysia dan Turki yang sama-sama berpenduduk mayoritas muslim.

Dalam konteks Indonesia, isu lainnya adalah melindungi, mengingat tingginya jumlah kematian akibat warga yang mengkonsumsi minuman oplosan.

Jika minuman beralkohol dilarang, maka yang untung adalah jaringan mafia karena nyatanya kebutuhan konsumsi di masyarakat tetap tinggi.

Hal ini penting diangkat mengingat kepentingan nasional terkait pemasukan cukai minuman beralkohol cukup besar. Apalagi sebagai negara yang plural, sebagian rakyat kita hidup secara erat dengan tradisi minum.

Dalam isu-isu publik yang sulit seperti inilah, pentingnya kehadiran negara untuk menunjukkan sikap politik dan rasionalitasnya secara tegas.

Tahapan selanjutnya adalah kalkulasi dampak. Dalam fase ini pemerintah harus mampu melakukan kalkulasi dampak dari setiap kebijakan yang dilakukan agar tidak malah memberikan implikasi yang buruk bagi masyarakat Indonesia pada umumnya.

Dalam kondisi yang serba kompleks ini, pemerintah harus mampu mencari jalan keluar terbaik tanpa merugikan pihak masyarakat pada umumnya dan negara secara keseluruhan.

Kalkulasi dampak seringkali absen dilakukan oleh pemerintah karena pemerintah kerap partisan dan rentan terhadap kepentingan-kepentingan partikularisme ekonomi politik tertentu untuk mengamankan kekuasaan rezim.

Tahapan ketiga yaitu pelaksanaan. Diperlukan untuk bisa meyakinkan seluruh pihak-pihak yang berkepentingan bahwa kebijakan yang akan diputuskan merupakan solusi terbaik atas permasalahan yang diresahkan oleh publik.

Kehadiran negara dalam diskursus publik diharapkan dapat meminimalisir kekisruhan yang akhir-akhir ini kerap terjadi.

Negara tidak boleh membiarkan diskursus yang terjadi di publik semakin berlarut dan mendorong publik untuk menyelesaikan permasalahan dengan caranya masing-masing (anarkisme).

Peran negara yang bijak membaca gejala-gejala sosial yang muncul di masyarakat sesungguhnya menunjukkan kapasitas dan kemampuan negara melakukan langkah-langkah antisipatif dalam melayani dan melindungi rakyatnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com