Jangan ekonomi dan politik melulu
Presiden Jokowi senyum-senyum sendiri seusai keluar dari acara itu. Dengan semangat, Jokowi menjelaskan kepada awak media betapa pentingnya pembangunan kebudayaan di samping pembangunan infrastruktur fisik atau yang disebutnya "yang keras-keras".
"Jangan kita terus bicara masalah ekonomi, politik. Kita lupa bahwa ada sisi budaya yang juga harus kita perhatikan sehingga harusnya ada kebijakan makro kebudayaan Indonesia," ujar Jokowi.
Jokowi mengakui bahwa infrastruktur yang menjadi tempat perkembangan budaya di penjuru Indonesia belum maksimal.
"Infrastruktur budaya yang ada di daerah, di beberapa tempat yang saya lihat, memang pada kondisi yang tidak memungkinkan untuk kita bisa berekspresi dengan baik," ujar Jokowi.
Taman budaya, misalnya. Jokowi melihat infrastruktur itu belum memberikan kontribusi besar bagi pembangunan budaya sendiri. Hal itulah yang menjadi poin penting pertemuannya dengan mereka. Jokowi ingin sosok-sosok nyentrik itu turut ambil bagian di dalam penyusunan desain besar pembangunan kebudayaan Tanah Air.
"Saya ingin mendapatkan masukan, input, agar pembangunan infrastruktur yang lunak, infrastruktur yang tidak keras itu juga bisa kita mulai," ujar Jokowi.
Pertemuan antara Jokowi dan para budayawan itu dimulai sekitar pukul 16.10 WIB. Acara tersebut selesai pukul 17.50 WIB. Kacang kulit dan gelas bekas kopi bertebaran di kursi dan meja pertemuan mereka.
Tokoh yang tercatat hadir antara lain Arswendo Atmowiloto, Sri Edi Swasono, Garin Nugroho, Jim Supangkat, Franz Magnis Suseno, Butet Kertaradjasa, Susanto Mendut, Al-Azhar, dan Teuku Kemal Fasya.
Selain itu, hadir pula Djaduk Ferianto, Jean Couteau, Renny Jayusman, Acep Panca Dahana, Sardono Waluyo Kusumo dan Mudji Sutrisno, serta Sei Warso Wahono dan Aisne Yanto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.