Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebijakan yang Telah Dibuat Arcandra Tahar Dianggap Perlu Ditinjau Ulang

Kompas.com - 22/08/2016, 15:21 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Anggota Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara (APTHN-HAN), Bivitri Susanti, meminta Presiden Joko Widodo mengkaji dan menetapkan ulang kebijakan yang telah dibuat mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar.

Hal itu perlu dilakukan untuk menghindari timbulnya konflik hukum baru di kemudian hari.

"Sebaiknya diperbarui dan ditetapkan kembali untuk disesuaikan dengan hukum dan dasar kewenangan yang berlaku secara sah," kata Bivitri saat menyampaikan keterangan di Kantor MMD Initiative, Jakarta, Senin (22/8/2016).

Keputusan itu, kata dia, terutama apabila menyangkut tindakan hukum yang sifatnya sepihak, seperti promosi orang atau mengangkat pembantu di kementerian.

Kebijakan itu perlu dievaluasi terutama untuk mengetahui motif di balik pengangkatan tersebut. Jika tidak ada persoalan, maka kebijakan yang telah dibuat dapat dilanjutkan.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PP APTHN-HAN Himawan Estu Bagijo mengatakan, untuk kebijakan yang sifatnya hukum publik seperti perizinan, dapat tetap berlaku sepanjang tidak ada permasalahan yang ditemukan di dalam pengambilan kebijakan.

"Tapi jika dimohon, apabila semua prosedur sudah benar secara hukum (dapat dilanjutkan). Dalam hal kemudian ditemukan (kesalahan) harus dibatalkan," ujarnya.

Arcandra dicopot Presiden Joko Widodo setelah menjabat sebagai Menteri ESDM selama 20 hari.

(Baca: Hanya 20 Hari, Arcandra Tahar Tercatat sebagai Menteri Paling Singkat Menjabat)

Pencopotan itu dilakukan menyusul langkah Arcandra mengantongi paspor ganda, Indonesia dan Amerika Serikat.

(Baca juga: Revisi UU Migas hingga Izin Ekspor Freeport, Ini Perjalanan Arcandra dalam 20 Hari)

Kompas TV Pengembalian Arcandra Jadi WNI Tengah Dikaji
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com