Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Geledah Warnet, Densus 88 Temukan Serbuk Bahan Peledak Berkekuatan Tinggi

Kompas.com - 19/08/2016, 14:20 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri, Brigadir Jenderal (Pol) Agus Rianto mengatakan, Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menemukan serbuk bahan peledak saat menggeledah warnet di Kecamatan Punggur, Lampung Tengah, pada Selasa (16/8/2016) lalu.

Dalam bahasa ilmiah, serbuk yang ditemukan ini disebut "Triacetone Triperoxide" (TATP). Adapun jumlah yang ditemukan dalam penggeledahan itu sebanyak 150 gram.

Penggeledahan warnet yang menjadi tempat kerja Dwi tersebut sehubungan dengan penangkapan Dwiatmoko alias Abu Ibrahim Al Atsary pada Senin (15/8/2016).

Dwi diduga terlibat jaringan pelaku teror bom bunuh diri di Mapolresta Surakarta pada Selasa (5/8/2016) lalu.

"Penyidik Densus melakukan penggeledahan di tempat kerja Dwi. Di lokasi ini penyidik menemukan satu wadah yang berisi 150 gram kristal berwarna putih," ujar Agus di Mabes Polri, Jumat.

"Setelah kami lakukan pemeriksaan, secara ilmiah merupakan jenis Triacetone Triperoksida. Ini merupakan salah satu bahan peledak primer dengan kekuatan cukup besar atau high explosive," kata dia.

Selain itu, lanjut Agus, tim Densus 88 juga menemukan sim card, 13 hardisk eksternal, 47 keping CD-R, dan tiga komputer (CPU).

Ia mengatakan, sebelumnya kelompok jaringan ini sudah berencana melakukan aksi bom bunuh diri di Bali. Perencanaannya sudah disusun bersamaan dengan bom bunuh diri Nur Rohman di Mapolresta Surakarta.

"Kelompok mereka ini akan melakukan aksi terornya di Bali selain di Polresta Surakarta," kata dia.

Agus menambahkan, peran Dwi dalam kelompok ini sebagai penerima dana dari salah satu tersangka lain.

Selain itu, lanjut dia, Dwi juga sebagai kurir bahan peledak yang digunakan saat aksi bom bunuh diri di Mapolresta Surakarta.

"Jadi bahan peledak dibawa dari Lampung ke Surakarta," kata dia.

Agus mengatakan, sampai saat ini kepolisian masih terus mengembangkan kasus tersebut. Ia berharap semua pihak yang terlibat dalam jaringan ini tertangkap, sehingga memberikan rasa aman bagi masyarakat.

"Kami terus melakukan pengembangan terhadap Dwi dan jaringannya. Mudah-mudahan upaya yang kami lakukan bisa memberikan rasa aman kepada masyarakat," ujarnya.

Sebelum penangkapan terhadap Dwi di tempat kerjanya, Densus 88 telah mengamankan tiga orang yang diduga terkait bom bunuh diri di Mapolresta Kota Solo.

Polisi juga menyita sejumlah barang bukti itu di sebuah peternakan ayam yang diduga menjadi lokasi pertemuan gerombolan teroris tersebut.

Salah satunya AS, kakak kandung Nur Rohman. Ia diduga membantu mempersiapkan aksi bom bunuh diri.

Adapun W dan CBS diduga membantu menyembunyikan Nur sebelum melakukan bom bunuh diri.

Kompas TV Pelaku Berencana Pakai Roket untuk Serang Singapura
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com