JAKARTA, KOMPAS.com – Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan, pemerintah terus berupaya membebaskan seluruh sandera yang ditawan kelompok bersenjata di Filipina.
Saat ini, tersisa sepuluh orang yang masih disandera, menyusul langkah Muhammad Sofyan yang meloloskan diri dari kawasan Omar di timur Pulau Sulu, Filipina Selatan.
Sofyan kini aman berada di Kota Zamboanga, Mindanao. Sofyan merupakan satu dari tujuh anak buah kapal tunda Charles 001 yang ditawan kelompok itu sejak sebulan lalu.
Ketujuh orang itu ditawan dalam dua kelompok berbeda. Empat orang ditawan kelompok Al-Habsyi, sedangkan tiga lainnya disandera kelompok Abu Sayyaf.
“Tentu tetap diusahkan. Ini kan seperti selalu yang saya katakan. Jadi kita minta Filipina berusaha dengan baik, karena sama apabila ada masalah di Indonesia tentu yang berupaya Indonesia juga, karena itu kita tidak mungkin intervensi,” kata Kalla di Kompleks Parlemen saat dimintai tanggapan soal keberhasilan Sofyan melarikan diri, Kamis (18/8/2016).
(Baca: Satu Sandera WNI yang Bebas dari Abu Sayyaf Dikabarkan Ada di Zamboanga)
Terkait adanya ancaman pemenggalan terhadap para ABK oleh kedua kelompok itu, menurut Kalla itu adalah suatu bentuk daya tawar dari pelaku penyanderaan.
“Kan selalu begitu saja, orang penyandera selalu mengancam. Di mana pun di dunia ini selalu begitu,” ujarnya.
Diberitakan Harian Kompas, juru bicara militer Filipina, Mayor Filemon Tan mengungkapkan, Sofyan melarikan diri setelah hampir dua bulan disandera kelompok Abu Sayyaf.
Pasalnya, ia diancam akan dipenggal kepalanya. Sofyan kemudian diselamatkan warga di Pulau Jolo Selatan, Provinsi Sulu, dalam kondisi terapung. Saat ditemukan ia terperangkap jaring ikan yang dipasang di sepanjang pantai kawasan hutan bakau.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.