JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Sub Direktorat Pendidikan Tinggi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Amich Alhumami mengatakan implementasi pendidikan di Indonesia belum mengacu pada dua prinsip pendidikan, yaitu membangun masyarakat yang baik dan memfasilitasi seseorang untuk tumbuh kembang. Ia melihat dua prinsip itu saat ini cenderung diabaikan.
Amich menilai, diabaikannya dua hal tersebut merupakan pemicu masih banyaknya kasus kekerasan di dunia pendidikan di Indonesia.
"Soal kekerasan guru sebetulnya tanda-tanda kegagalan kita dalam memaknai, apa sih yang kita maksudkan dengan pendidikan," ujar Amich, dalam sebuah diskusi di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (13/8/2016).
Siapapun yang diamanatkan untuk mengelola pendidikan, kata Amich, seharusnya memahami problem mendasar dunia pendidikan. Salah satunya adalah soal pemerataan pendidikan yang belum terpenuhi. Amich juga menganggap kompetensi dan mutu pengajar masih belum merata.
"Lembaga-lembaga pendidikan yang bertanggungjawab melahirkan guru, tidak sepenuhnya bisa meluluskan guru yang memenuhi kompetensi," kata dia.
Saat ini, ia melihat lembaga-lembaga pendidikan tersebut kerap kalah saing dengan sejumlah perguruan tinggi unggulan di Indonesia. Padahal, seharusnya murid-murid unggulan juga mengisi lembaga-lembaga pendidikan tersebut karena mutu pengajar juga menentukan masa depan dunia pendidikan Indonesia.
"Lembaga pendidikan guru, seharusnya juga bisa menelurkan guru-guru andalan. Diambil dari murid-murid unggulan, seperti ITB, IPB, UGM, kan bisa," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.