KOMPAS.com - Sebanyak 17.663 jemaah haji gelombang pertama dari Indonesia telah mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz Madinah, Arab Saudi.
Kepala Daerah Kerja Airport Madinah, Nurul Badruttamam, menyebutkan bahwa data itu adalah jumlah kedatangan jemaah mulai Selasa (9/8/2016) hingga hari ini, Jumat (12/8/2016) pukul 08.00 waktu Arab Saudi.
Jemaah itu diterbangkan dalam 44 kelompok terbang dengan didampingi total 220 petugas kloter dengan menggunakan Garuda Indonesia dan Saudi Arabia Airlines.
Jemaah gelombang pertama ini akan berada di Madinah selama lebih kurang sembilan hari untuk menunaikan ibadah Arbain--shalat wajib 40 rakaat tanpa putus di Mesjid Nabawi--sebelum menuju Mekah untuk menjalani prosesi haji.
Dalam pernyataan terpisah Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis menjelaskan, paling tidak ada tiga hal yang dilakukan jemaah haji saat mendarat di bandara.
Pertama, proses imigrasi dan pengecekan visa, di sini jemaah harus melakukan pengecekan sidik jari.
Kedua, keluar melalui pintu pemeriksaan, seluruh barang bawaan masuk pemindai barang menggunakan sinar x.
Ketiga, menuju ruang tunggu dan selanjutnya menuju pemondokan dengan bus.
Menurut dia, proses ini memakan waktu sekitar dua jam.
"Selama perjalanan menuju hotel, dokumen paspor jemaah haji dikumpulkan oleh petugas dan disimpan. Hal ini dilakukan guna menjaga keamanan dokumen jamaah selama di Saudi" ujarnya.
Pemeriksaan barang bawaan jemaah merupakan bagian tak terpisahkan dari proses imigrasi oleh petugas Arab Saudi.
Agar proses lancar, jemaah diimbau untuk memastikan kelengkapan dokumen seperti paspor dan visa serta tidak membawa barang yang dilarang pemerintah Arab Saudi, seperti obat-obatan atau rokok secara berlebihan.
Kamis (11/8/2016) misalnya, seorang calon haji ditahan aparat bandara Madinah saat kedapatan membawa jimat rajah dan obat tradisional yang diduga narkoba. (Baca: Jemaah Haji Asal Pamekasan Tertahan di Bandara Madinah karena Bawa Jimat)
(Gusti NC Aryani/ant)