Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kokurikuler, Gagasan Mendikbud yang Menuai Polemik...

Kompas.com - 11/08/2016, 07:16 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Gagasan kokurikuler yang dicetuskan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy masih menuai polemik di masyarakat.

Sebagian besar kalangan meminta agar Muhadjir mempertimbangkan kembali dan mengkaji terlebih dahulu rencana penerapan gagasan tersebut.

Salah satu permintaan itu berasal dari Menteri Koordinator bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani.

Politisi PDI Perjuangan itu mengaku telah mendapat informasi awal terkait gagasan itu dari Muhadjir.

Dari penjelasan yang didapatkan, para siswa nantinya tidak akan belajar dari pagi hingga sore sebagaimana yang dikhawatirkan sebagian pihak. Melainkan, mereka juga akan mendapat materi pelajaran umum dan pendidikan karakter bangsa.

"Namun saya ungkapkan kepada Beliau untuk dikaji lebih lanjut," kata Puan setelah meresmikan Rumah Sakit milik Universitas Sebelas Maret di Kartasura, Sukoharjo, Rabu (10/8/2016).

Awalnya, gagasan yang dicetuskan Muhadjir bukanlah kokurikuler, melainkan "Full Day School".  Hal itu diungkapkan mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu usai menghadiri kegiatan pengajian di bekas kampusnya itu, Minggu (7/8/2016) lalu.

(Baca: Ini Alasan Mendikbud Usulkan "Full Day School")

Muhadjir sempat mengklaim, jika gagasan yang dicetuskannya itu didukung Wakil Presiden Jusuf Kalla. Hal itu diungkapkan Muhadjir setelah bertemu Kalla di kantornya, Senin (8/8/2016).

(Baca: Mendikbud Usul Siswa Bersekolah Seharian Penuh, Wapres Kalla Setuju)

Meski begitu, gelombang penolakan terus berdatangan. Bahkan, upaya penentangan itu sampai ke dunia maya. Salah satunya dengan digagasnya petisi online berjudul "Tolak Pendidikan "Full Day"/SehariPenuh di Indonesia".

Petisi di  situs www.change.org itu digagas oleh salah seorang orangtua murid, Deddy Mahyarto Kresnoputro. Sejak dibuat pada Selasa (9/8/2016) lalu hingga kini petisi itu sudah ditandatangani 37.735 orang.

Sementara itu, Ketua DPR Ade Komaruddin meminta, agar Mendikbud tidak gegabah dalam mengeluarkan gagasan. Bahkan, ia juga meminta agar gagasan itu sebaiknya segera dicabut.

"Sebaiknya diurungkan pernyataan dari Pak Mendikbud yang baru itu. Tidak gegabah sebelum jadi kontroversi yang melebar," kata Ade di Kompleks Parlemen.

(Baca: Ketua DPR Minta Mendikbud Tak Gegabah soal Gagasan Kokurikuler)

Hal senada disampaikan Ketua MPR, Zulkifli Hasan. Wilayah Indonesia yang luas berupa daerah kepulauan dan banyak pedesaan dinilai Zulkifli belum siap untuk menerima program sehari penuh di sekolah.

Daerah pun menolak

Di sejumlah daerah di Tanah Air, sejumlah kepala daerah juga menolak gagasan tersebut. Wali Kota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo, misalnya, khawatir jika anak-anak nantinya justru akan jenuh jika kebijakan itu diterapkan.

Tak hanya itu, dikhawatirkan peran orangtua di dalam mendidik anak akan semakin kecil. Padahal, peran tersebut diperlukan guna membangun karakter anak.

"Anak akan bertemu dengan keluarganya semakin terbatas. Waktu bermain dengan teman sekitar rumah juga terbatas," kata Rudy di Solo, Jawa Tengah, Rabu (10/8/2016).

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com