Dari situlah akhirnya pemikiran Shamsi berubah 180 derajat terhadap Barat. Ditambah hadirnya peristiwa 11 September, saat umat Islam di AS kembali menjadi "pesakitan" dan "tertuduh" atas pengeboman gedung World Trade Center (WTC) oleh kelompok teror Al Qaeda.
Shamsi pun berpikir situasi yang semakin menyudutkan umat Islam di AS itu tak cukup diselesaikan melalui ceramah di podium masjid.
Menurut dia, sudah saatnya Islam menunjukan jati diri yang sesungguhnya, yakni sebuah entitas sosial yang membawa rahmat bagi semesta, bagi lingkungan sekitar.
Dialog
Akhirnya Shamsi memulai cara baru dalam memperkenalkan Islam di AS. Menurut dia, Islam di AS harus mengambil peran aktif melakukan aksi damai sekaligus memperkenalkan eksistensi diri kepada publik.
"Peristiwa 11 September benar-benar mengubah cara pandang saya terhadap Islam dan Barat. Islam tak lagi cukup diperkenalkan dari mimbar ke mimbar, saya pun saat itu mulai mengetuk pintu rumah ibadah agama lain untuk memperkenalkan Islam ke mereka," ujar Shamsi.
Hasil memang tak mengkhinati usaha. Upaya Shamsi mendatangi gereja dan sinagog diterima secara hangat oleh para pendeta dan rabi. Praktis apa yang dilakukan Shamsi membuat kondisi pascaserangan 11 September menjadi lebih kondusif bagi umat Islam di AS.
Dia mengatakan, mulai saat itu muncul keingintahuan dari publik AS terhadap Islam.
Di saat Islam di AS dikenal dengan ajaran yang antidemokrasi dan intoleran, di satu sisi muncul wajah Islam lain yang diperkenalkan Shamsi, yakni Islam yang pro demokrasi dan toleran.
Menurut Shamsi, dua wajah Islam itu yang membuat publik AS penasaran dengan Islam. Dari peristiwa 11 September itu Shamsi mengatakan Islam di AS pun terus berkembang pesat. Jumlah masjid di AS pun mengalami peningkatan.
"Pada akhirnya hidup di New York mengajarkan saya untuk menghargai kebaikan dari umat beragama lain, yang semestinya juga harus dilakukan kepada umat Islam," kata Shamsi.
"Dan membuka ruang dialog secara aktif dengan mereka justru membuat Islam semakin mendapat tempat di hati publik AS," ucapnya.
Semenjak tak menjadi imam di ICC, New Yorm, Shamsi kini menjadi imam di Masjid Al Hikmah di Astoria dan Direktur Jamaica Muslim Center di Queens.
Kendati demikian semangatnya menebarkan Islam damai di Bumi Barat tak pudar sedikit pun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.