Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini 5 Berita Kemarin yang Perlu Anda Tahu agar Tetap "Update"

Kompas.com - 27/07/2016, 06:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com – Bila Anda tidak sempat mengikuti peristiwa-peristiwa yang tejadi hari Selasa kemarin, berikut lima berita yang sebaiknya Anda simak agar tetap update.

1. Kabar Reshuffle Kabinet

Menyusul permintaan Presiden Joko Widodo agar para menteri tidak meninggalkan ibukota minggu ini, Selasa malam (26/7/2016) Presiden memanggil sejumlah menteri ke istana. Pemanggilan itu diduga terkait rencana perombakan kabinet yang akan dilakukan.

Para menteri mulai berdatangan satu per satu sejak pukul 19.10 WIB. Dari pantauan wartawan, menteri yang datang ialah Menteri Perdagangan Thomas Lembong. Ia masuk dari pintu yang biasa dipakai keluar masuk oleh pejabat.

Adapun menteri lainnya yang masuk melalui pintu Wisma Negara ialah Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi, Menteri Perindustrian Saleh Husin, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Sofyan Djalil, dan Menteri ESDM Sudirman Said.

Ada sejumlah mobil berpelat "RI" lain yang juga datang ke Istana. Namun, tidak diketahui siapa menteri yang berada di dalamnya karena wartawan tidak boleh mendekati pintu masuk Wisma Negara.

Berita selengkapnya mengenai hal ini bisa diikuti di sini.

2. Rencana Pelaksanaan Hukuman Mati

Pelaksanaan hukuman mati terhadap beberapa terpidana kasus narkoba sepertinya akan segera dilaksanakan. Para narapidana sudah dipindahkan dan menempati sel khusus.

KOMPAS/RADITYA HELABUMI Terpidana mati kasus narkoba yang ditahan di Nusakambangan, Freddy Budiman (baju dan kaus biru), dihadirkan dalam rilis pengungkapan pabrik narkoba oleh Direktorat Tindak Pidana Narkoba Polri di ruko Mutiara Taman Palem, Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (14/4). Pabrik narkoba yang memproduksi ekstasi tersebut merupakan jaringan pengedar narkoba yang diduga dikendalikan oleh terpidana mati Freddy Budiman. Jaringan tersebut juga mengedarkan narkoba jenis baru, CC4, yang mempunyai bentuk seperti lembaran prangko.

Farhat Abbas, pengacara dari terpidana mati asal Senegal, Seck Osmane mengatakan, eksekusi mati bakal dilakukan pada Sabtu (30/7/2016) malam.

Ia mengaku mendapatkan informasi tersebut dari pihak lembaga pemasyarakatan dan petugas yang berjaga di sana.

Selengkapnya bisa diikuti di sini.

3. Ahok keliru menafsirkan dasar hukum

Jaksa Penuntut dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menilai dasar hukum yang digunakan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam menentukan tambahan kontribusi terkait proyek reklamasi Pantai Utara Jakarta tidak tepat.

KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (kiri) dan stafnya Sunny Tanuwidjaja menjadi saksi dalam persidangan dengan terdakwa mantan Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land, Ariesman Widjaja di Pengadilan Khusus Tindak Pidana Korupsi, Jakarta Pusat, Senin (25/7/2016). Dalam kasus ini, Ariesman Widjaja didakwa menyuap anggota DPRD DKI Jakarta, Mohamad Sanusi sebesar Rp 2 miliar secara bertahap terkait rancangan peraturan daerah tentang reklamasi.

Menurut Jaksa, terdapat kekeliruan dalam penafsiran Pemprov DKI soal salah satu dasar hukum.

Saat memberikan keterangan sebagai saksi dalam sidang kasus suap terkait rancangan peraturan daerah tentang reklamasi, Ahok menjelaskan bahwa terdapat dua acuan yang dijadikan payung hukum penentuan tambahan kontribusi.

Keduanya, yakni Keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 1995 tentang reklamasi Pantai Utara Jakarta, dan perjanjian kerja sama antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan perusahaan pengembang pada 1997.

Selengkapnya bisa dibaca di sini.

4. Ridwan Kamil Siap Maju Pilgub Jabar

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengungkapkan ketertarikannya untuk maju ke Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat pada 2018 mendatang. Namun, pria yang akrab disapa Emil itu tak serta merta meninggalkan Kota Bandung jika persoalan fundamental masih belum teratasi.

Kontributor Bandung, Dendi Ramdhani Wali Kota Bandung Ridwan Kamil saat berpidato dihadapan suporter Persib di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Sabtu (18/6/2016)

Dia mengatakan, dirinya akan maju di Pilgub Jabar jika Kota Bandung sudah punya fondasi kuat.

Selengkapnya bisa dibaca di sini.

5. Apa Pokemon Paling populer?

Di antara deretan pokemon dalam permainan Pokemon Go, Pikachu adalah salah satu karakter yang paling diburu. Namun, jangan salah, dia ternyata bukan yang paling populer, setidaknya dari sejumlah survei di beberapa negara.

Pokemon Pikachu juga terkenal salah satunya karena serial kartun Pokemon.

Lalu pokemon apa saja yang disukai para pemain, bagaimana karakternya, mengapa disukai? Baca selengkapnya di sini. Bila Anda ingin mengikuti berita-berita terbaru soal Pokemon Go, Anda juga bisa mengikutinya di sini.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com