Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina Ancam Pecat Pegawai yang Bermain "Pokemon Go" di Area Terlarang

Kompas.com - 26/07/2016, 09:19 WIB
Amriza Nursatria

Penulis

PRABUMULIH, KOMPAS.com - PT Pertamina Asset 2 Prabumulih, Sumatera Selatan, melarang areanya dijadikan lokasi bermain game Pokemon Go.

Larangan ini berlaku tidak hanya bagi pegawainya, tetapi juga untuk keluarga pegawai dan orang luar yang hendak mencari monster Pokemon di wilayah Pertamina Asset 2 Prabumulih.

Manajer Keselamatan Kerja, Kesehatan, Keamanan dan Lingkungan PT Pertamina Asset 2 Prabumulih, Asmudin mengatakan, sudah ada edaran dari Pertamina Corporate mengenai larangan bermain game Pokemon Go di wilayah Pertamina di seluruh Indonesia yang masuk kategori objek vital tersebut.

Larangan tidak hanya pegawai permanen tetapi juga bagi pegawai kontrak atau outsourcing. Alasan larangan, jelas Asmudin, selain dapat mengganggu kinerja juga karena di titik tertentu seperti di lokasi stasiun pengumpul (SP), bermain Pokemon Go sangat berbahaya. Sebab di lokasi tersebut tidak boleh ada sumber panas.

“Sementara telepon genggam sebagai sarana bermain Pokemon Go merupakan salah satu sumber panas,” katanya.

Larangan juga diberlakukan di area perumahan pegawai karena sudah ada cerita terjadinya kecelakaan akibat dari bermain Pokemon Go.

Asmudin menambahkan, sanksi bagi yang melanggar larangan tersebut berupa sanksi indispliner hingga pemecatan. Terutama jika ketahuan bermain di lokasi stasiun pengumpul yang sangat berbahaya dan sangat terlarang membawa telepon seluler.

“Bisa sampai pemecatan jika membawa telepon seluler masuk ke area stasiun pengumpul yang sangat berbahaya,” tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com