Gerakan serupa muncul di Kalimantan Selatan dipimpin Ibnu Hajar tahun 1950 yang akhirnya tertangkap dan dihukum mati tahun 1959.
Adapun di Aceh, Teungku Daud Beureueh menyatakan bergabung dengan DI-TII tahun 1953 dan diakhiri dengan Musyawarah Damai tahun 1962.
Salah satu pelaku Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta, Kahar Muzakkar, yang tidak puas kepada pemerintah pusat, juga menyatakan bergabung dengan DI-TII tahun 1953 dan akhirnya tertangkap dan ditembak mati tahun 1965.
Kekerasan dan teror pun bisa diwariskan secara ideologis. Bonnie Triyana mengatakan, anggota kelompok teror dalam upaya pembunuhan Presiden Soekarno di Cikini, Jakarta, tahun 1957, merupakan kakek salah satu pelaku teror pengeboman di Bali pada dekade 2000-an.
Pertarungan ideologi
Titik balik terjadi pada peristiwa teror G30-S PKI 1965 dan kekerasan sesudahnya hingga 1970. Sesudah itu, kelompok kiri dan kanan relatif redup seiring lahirnya rezim Orde Baru yang represif.
Mantan Direktur Jenderal Strategi Pertahanan Kementerian Pertahanan Mayor Jenderal (Purn) Sudrajat, yang lama bertugas di Badan Intelijen Strategis (Bais), mengatakan, rangkaian teror dan terorisme modern di Indonesia merupakan dampak tidak selesainya pertarungan ideologi kiri dan kanan.
Yang paling mutakhir, tewasnya Santoso, pemimpin kelompok radikal Mujahidin Indonesia Timur (MIT), dalam Operasi Tinombala Polri dan TNI di Poso, Sulawesi Tengah, diharapkan bisa mengakhiri radikalisme secara bertahap.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Komisaris Jenderal Suhardi Alius, yang dihubungi, menegaskan, terorisme harus ditangani bersama dan tidak bisa berbentuk proyek keamanan. Pendekatan dialogis juga dikedepankan.
"Jangan ada dikotomi TNI dan Polri dalam penanganan teroris. Semua instansi, tokoh lintas agama, para pemangku kepentingan, dan terutama masyarakat, terlibat. Ini persoalan bangsa Indonesia. Bukan satu atau dua lembaga," kata Suhardi. (Iwan Santosa)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.