Selain faktor cuaca yang tidak mendukung, dalam proses pemindahan tersebut dikhawatirkan ada ancaman dan gangguan terhadap keselamatan pasukan.
"Kedua jenazah masih berada di atas gunung karena terkendala medan yang berat dan disertai dengan hujan kemungkinan paling cepat proses evakuasi selesai pada esok hari," kata dia.
Santoso
Santoso selama ini dikenal sebagai pimpinan kelompok teroris yang licin. Pria yang diburu sejak 2007 itu sulit ditangkap.
Santoso adalah Pimpinan Mujahidin Indonesia Timur. Polisi kerap menyebut keterlibatannya dalam sejumlah aksi terorisme di Indonesia.
Nama Santoso bukan hanya dikenal di Indonesia. Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat bahkan memasukan namanya sebagai teroris global.
Sebelum menetap dan membentuk kelompok yang berbasis di Poso, Santoso sempat ikut pelatihan ala militer di pegunungan Jalin Jantho, Aceh, pada 2010. Setahun setelahnya, dia ke Poso dan membentuk pelatihan serupa seperti di Aceh dengan merekrut sejumlah anggota.
(Baca: Operasi Tinombala Targetkan Tangkap Santoso dalam Waktu 60 Hari)
Upaya penangkapan Santoso dimulai dengan operasi gabungan TNI dan Polri bersandi Camar Maleo pada 2015. Operasi ini di bawah kendali Kapolri. Camar Maleo dihentikan awal tahun ini dan digantikan Operasi Tinombala yang menargetkan penangkapan Santoso selama 60 hari.
Sayangnya target meleset. Kapolri saat itu Jenderal (Pol) Badrodin Haiti memutuskan untuk memperpanjang operasi Tinombala hingga Mei. Lalu kembali dilanjutkan dua bulan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.