Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Busyro Sebut Ada Aktor Handal di Balik Gencarnya Isu-isu Terorisme

Kompas.com - 15/07/2016, 23:05 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hukum, HAM, dan Kebijakan Publik Busyro Muqoddas menilai teror bom yang terjadi belakangan ini dimanfaatkan sejumlah pihak untuk mempercepat revisi UU Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.

Menurut Busyro, itu tampak dari pernyataan pihak kepolisian. "Itu terindikasi toh dari statement Polri itu sendiri kan. Lalu kesannya seakan-akan untuk mempercepat itu (revisi), statement itu mengesankan ambisi bernafsu banget, ada apa di balik itu?" ujar Busyro di kantor PP Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Jumat (15/7/2016).

Busyro juga mengaku belum sepenuhnya yakin bahwa teroris-teroris yang ada saat ini murni dilakukan gerakan radikal. Menurut busyo, ada aktor handal di balik dilontarkannya isu-isu terorisme.

"Musti ada aktor di luar Indonesia yang saya khawatir itu kerjasama dengan (oknum) dalam," ujar Busyro di kantor PP Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Jumat (15/7/2016).

Menurutnya isu tersebut dimunculkan segelintir pihak guna membuat kekhawatiran dan keresahan di Tanah Air. Tujuannya, meraup keuntungan yang dapat merugikan pemerintah.

"Indonesia jadi terkenal kan negara teroris kan? Yang rugi siapa? Pemerintah kan. Butuh investasi enggak? Tanyakan pak Jokowi, butuh investasi enggak? Investor kan butuh keamanan," kata dia.

Busyro juga menyebut ada kemungkinan isu terorisme digencarkan agar pihak asing dapat masuk menguasai aset-aset pemerintah. Caranya, dengan timbal-balik atas kerjasama penanggulangan terorisme.

"Ya bisa jadi ya, Dana asing mana yang ada ketulusan. Mana ada dana asing yang diberikan pada Indonesia itu tulus, ikhlas. Coba mana? Musti ada kompensasi yang diminta," kata dia.

"Kalau gini yang diuntungkan siapa? Yang diuntungkan adalah orang-orang yang punya kepentingan dibalik kasus-kasus terorisme itu," tambah Busyro.

Meksipun demikian, menurut Busyro, untuk membuktikan kebenaran dibalik isu terorisme perlu dilakukan penelitian yang mendalam dan koheren. Tim evaluasi penanganan teorisme akan mengkaji setiap hal terkait terorisme.

"Lah itu kami pelajari dulu. Kalau benar itu ada kaitannya dengan bisnis ada di balik kasus teroris itu, maka itu kekuatan-kekuatan pemodal," kata mantan ketua KPK tersebut.

Kompas TV Ketua Muhammadiyah Kecam Teror Bom Solo

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok Email Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok Email Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Nasional
Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Nasional
Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Nasional
Rayakan Ulang Tahun Ke 55, Anies Gelar 'Open House'

Rayakan Ulang Tahun Ke 55, Anies Gelar "Open House"

Nasional
KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

Nasional
Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Nasional
Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Nasional
Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Nasional
Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Nasional
Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Nasional
Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Nasional
Hanya Ada 2 'Supplier' Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Hanya Ada 2 "Supplier" Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Nasional
Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Nasional
KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

Nasional
Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com