Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini 5 Berita Kemarin yang Perlu Anda Tahu agar Tetap Update

Kompas.com - 13/07/2016, 06:50 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Memasuki hari Rabu (13/7/2016) ini, Anda perlu mengetahui lima berita yang dipublikasikan hari Selasa kemarin agar tidak ketinggalan update. Apa sajakah berita-berita tersebut?

1. Kelanjutan Kasus Pembunuhan Mirna

Jessica Kumala Wongso didakwa melakukan pembunuhan berencana kepada teman kuliahnya, Wayan Mirna Salihin di Cafe Olivier, Grand Indonesia, Jakarta Pusat, 6 Januari 2016.

Dalam persidangan di PN Jakarta Pusat, Selasa (12/7/2016), Edi Darmawan Salihin, ayah Mirna Salihin, mengungkap tingkah aneh Jessica, saat berada di RS Abdi Waluyo, Rabu (6/1/2016).

Keanehan itu antara lain yakni Jessica keliling mendengarkan orang berbicara di rumah sakit. Jessica pun menghilang setelah berkeliling.

Selain itu, bicara Jessica pun terlihat tenang. Tidak terpancar kesedihan seperti Hani yang juga saat itu berada di rumah sakit.

Berita selengkapnya bisa dibaca di sini. Baca juga liputan Misteri Pembunuhan Mirna.

Nibras Nada Nailufar Muhammad Arsyad alias Imen (26), penghina presiden Jokowi yang kini ditahan karena diduga menyekap dua anak perempuan.

2. Penghina Jokowi Culik Anak

Muhammad Arsyad alias Imen (26), penghina Presiden Joko Widodo melalui Facebook, dibekuk aparat kepolisian saat diduga membawa kabur dan menyekap anak perempuan berusia 10 tahun berinisial F di sebuah vila di kawasan Puncak, Cisarua, Bogor.

Kasat Reskrim Polres Depok Kompol Teguh Nugroho menuturkan, Arsyad dan F awalnya bertemu di sebuah warung di Cilodong, Depok, pada Minggu (10/7/2016) sekitar pukul 21.30.

Arsyad pun berniat untuk berbuat asusila dengan F. Ia berpura-pura meminta F untuk menunjukkan lokasi suatu tempat. Namun, Arsyad membawa korban sampai ke wilayah Puncak.

F dibawa oleh Arsyad ke sebuah vila lalu ditahan di sana. Beruntung, warga sekitar mengetahui perbuatan Arsyad karena mendengar suara tangisan tak henti-henti.

Belakangan diketahui ternyata korban Imen tak hanya seorang. Ikuti beritanya di sini.

Kompas.com/Kurnia Sari Aziza Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berselfie dengan pegawai negeri sipil (PNS) DKI Jakarta, di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (11/7/2016).

3. Menagih Janji Ahok

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama belum juga mengumumkan jalur yang akan ia tempuh dalam mengikuti Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.

Basuki atau Ahok sebelumnya tegas mengatakan akan maju melalui jalur perseorangan dengan dukungan "Teman Ahok".

Namun, setelah "Teman Ahok" berhasil mengumpulkan satu juta data KTP, Ahok justru tampak bimbang.

Sebab, di sisi lain, ia juga mengantongi dukungan tiga partai politik, yakni Partai Nasdem, Hanura, dan Golkar.

Jalur manakah yang akan dipilih Ahok? Ikuti beritanya di sini. Ikuti juga liputan mengenai pilkada DKI di sini

Vigili del Fuoco / AFP Dua buah kereta api bertabrakan di wilayah selatan Italia, Selasa (12/7/2016), menewaskan 10 orang dan melukai puluhan orang lainnya.

4. Kecelakaan Kereta di Italia

Sedikitnya 10 orang tewas dalam tabrakan dua rangkaian kereta api di Puglia, wilayah selatan Italia, Selasa (12/7/2016).

Siaran televisi setempat menayangkan tim penyelamat berjuang mengeluarkan para penumpang dari gerbong-gerbong kereta api dalam kecelakaan di dekat kota Andria itu.

Kepala pasukan pemadam kebakaran kota Bari mengatakan , selain mengakibatkan korban tewas, belasan orang lainnya terluka. Sementara media setempat mengabarkan 20 penumpang tewas dalam tragedi tersebut.

Media massa Italia mengabarkan, 34 orang harus dirawat di rumah sakit dan 18 orang di antaranya dalam kondisi kritis.

Berita selengkapnya bisa dibaca di sini.

AP Militan Abu Sayyaf di pulau Jolo, Filipina selatan

5. Jokowi Tolak Tebus Sandera

Presiden Joko Widodo memerintahkan kepada Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan agar pembebasan 10 warga negara Indonesia yang disandera kelompok Abu Sayyaf tidak menggunakan uang tebusan.

"Sikap tegas pemerintah sudah disampaikan Pak Luhut atas perintah Presiden untuk tidak melakukan bargain atau menebus. Itu sikap sejak awal," kata staf khusus Presiden bidang Komunikasi Johan Budi Sapto Prabowo, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (12/7/2016).

Johan mengatakan, selain dengan pembayaran uang tebusan, masih banyak cara lain yang dapat dilakukan untuk membebaskan 10 WNI yang disandera. Opsi-opsi tersebut masih terus dikaji oleh pemerintah.

Berita selengkapnya bisa dibaca di sini. Untuk mengkuti pemberitaan soal penculikan WNI Anda bisa membuka liputan khusus ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketum KIM Segera Gelar Pertemuan Bahas Pilkada 2024

Ketum KIM Segera Gelar Pertemuan Bahas Pilkada 2024

Nasional
Pusat Data Nasional Diretas, Pemerintah Dinilai Kurang Peduli Keamanan Siber

Pusat Data Nasional Diretas, Pemerintah Dinilai Kurang Peduli Keamanan Siber

Nasional
Soal Isu Jadi Menlu Prabowo, Meutya Hafid: Hak Prerogatif Presiden Terpilih

Soal Isu Jadi Menlu Prabowo, Meutya Hafid: Hak Prerogatif Presiden Terpilih

Nasional
Benarkan Data Bais Diretas, Kapuspen: Server Dinonaktifkan untuk Penyelidikan

Benarkan Data Bais Diretas, Kapuspen: Server Dinonaktifkan untuk Penyelidikan

Nasional
1.000 Anggota Legislatif Main Judi Online, PPATK: Agregat Deposit Sampai Rp 25 Miliar

1.000 Anggota Legislatif Main Judi Online, PPATK: Agregat Deposit Sampai Rp 25 Miliar

Nasional
Kembali Satu Kubu di Pilkada Jakarta 2024, PKS dan Anies Dianggap Saling Ketergantungan

Kembali Satu Kubu di Pilkada Jakarta 2024, PKS dan Anies Dianggap Saling Ketergantungan

Nasional
PDI-P Gabung, Koalisi Anies Disebut Bisa Unggul pada Pilkada Jakarta

PDI-P Gabung, Koalisi Anies Disebut Bisa Unggul pada Pilkada Jakarta

Nasional
Personel Polri Ikuti Konferensi FBI Asia Pasifik di Vietnam, Bahas Penggunaan Kripto untuk Kejahatan

Personel Polri Ikuti Konferensi FBI Asia Pasifik di Vietnam, Bahas Penggunaan Kripto untuk Kejahatan

Nasional
Grace Natalie Sebut Kebijakan Fiskal Jokowi Akan Berlanjut di Pemerintahan Prabowo

Grace Natalie Sebut Kebijakan Fiskal Jokowi Akan Berlanjut di Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jokowi Ungkap Alasan Pemerintah Pusat Selalu Cawe-cawe Untuk Perbaikan Jalan Daerah

Jokowi Ungkap Alasan Pemerintah Pusat Selalu Cawe-cawe Untuk Perbaikan Jalan Daerah

Nasional
Idrus Marham Bantah Koalisi Prabowo Ingin Jegal Anies di Pilkada Jakarta

Idrus Marham Bantah Koalisi Prabowo Ingin Jegal Anies di Pilkada Jakarta

Nasional
Jokowi Ungkap Kementan Akan Penuhi Kebutuhan Pompa untuk 7.600 Hektare Sawah di Kotawaringin Timur

Jokowi Ungkap Kementan Akan Penuhi Kebutuhan Pompa untuk 7.600 Hektare Sawah di Kotawaringin Timur

Nasional
Menko Polhukam Sebut TNI-Polri dan BIN Harus Sakti Jelang Pilkada

Menko Polhukam Sebut TNI-Polri dan BIN Harus Sakti Jelang Pilkada

Nasional
Soal Anies-Sohibul Iman di Pilkada Jakarta, Gerindra: Belum Memenuhi Kuota

Soal Anies-Sohibul Iman di Pilkada Jakarta, Gerindra: Belum Memenuhi Kuota

Nasional
KPK Komitmen Tuntaskan Perkara Eddy Hiariej

KPK Komitmen Tuntaskan Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com