Sehebat apa pun kelembagaan yang kita ciptakan, selama ia ditangani oleh manusia dengan salah kaprah, tidak akan membawa kesejahteraan.
Menurut Jokowi, sudah saatnya Indonesia bertindak korektif, tidak dengan menghentikan proses reformasi yang sudah berjalan, tetapi dengan mencanangkan revolusi mental yang menciptakan paradigma, budaya politik, dan pendekatan pembangunan bangsa baru yang lebih manusiawi, sesuai dengan budaya Nusantara, bersahaja, dan berkesinambungan.
Indonesia memang memerlukan terobosan budaya politik untuk memberantas segala praktik buruk yang sudah terlalu lama berlangsung.
Kita tahu, Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengangkat gagasan Trisakti Bung Karno sebagai jiwa dan panduan revolusi mental melalui tiga prinsipnya:
Indonesia yang berdaulat secara politik, Indonesia yang mandiri secara ekonomi, dan Indonesia berkepribadian secara sosial budaya.
Dalam pandangan Presiden Jokowi-JK, istilah mental dipersepsikan sebagai pola pikir, sifat, dan kebiasaan yang menyeluruh baik individu, kelompok, maupun masyarakat untuk bertransformasi menjadi lebih baik.
Tindak lanjut dari konsep Presiden Jokowi-JK dijabarkan dalam tiga program, yaitu Indonesia Ramah, Indonesia Mandiri, dan Indonesia Kita.
Pijakan baik dan bersih
Bagi Kepolisian Republik Indonesia, revolusi mental adalah titik awal batu lompatan dalam menciptakan polisi dan lembaga kepolisian yang baik dan bersih.
Dengan menjadikan "bisa merasa" sebagai kekuatan moral, diharapkan seluruh insan Polri dapat melakukan kerja-kerja extraordinary (luar biasa).
"Bisa merasa" adalah ungkapan yang memberikan dorongan untuk pertama-tama meyakini bahwa kekuatan moral adalah pilar utama dalam melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai aparatur bhayangkara.
Dengan demikian, Polri bisa menjadi lembaga yang menginspirasi perbuatan-perbuatan nasional.
Kepribadian adalah modal, tidak hanya dalam bentuk aktualisasi pelaksanaan tugas, tetapi sekaligus juga identitas utama yang harus digenggam sebagai perilaku yang memiliki nilai-nilai kemuliaan.
Insan Bhayangkara harus menjadi teladan, kepada diri sendiri, keluarga, organisasi, dan terlebih kepada kepentingan bangsa dan negara secara luas.
Keunggulan moral dapat diterjemahkan sebagai berikut: