Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Canho Pasirua, Kisah Pianis Cilik Indonesia untuk Ajang Internasional

Kompas.com - 30/06/2016, 20:44 WIB
Pascal S Bin Saju

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang bocah yang belum genap berumur tiga tahun menangis sambil mengguling-gulingkan badannya di tengah pasar karena permintaannya tidak dipenuhi ibunya.

Sang anak sangat ingin memiliki harmonika mainan. Sang ibunda akhirnya memenuhi permintaan anaknya hanya agar dia segera berhenti menangis.

Harmonika mainan itu menjadi sahabat akrab anak balita tersebut di rumah setiap hari.

Tidak hanya itu, anak tersebut akan dengan sangat serius menyaksikan acara musik yang sedang diyangkan di televisi.

Bahkan matanya tampak melotot dan berdiri sangat dekat dengan layar televisi bila melihat pemain piano atau keyboard sedang beraksi.

Belakangan anak ini harus menempuh ke sebuah kota lain, yang berjarak 140 kilometer dari kota kelahirannya, agar bisa bermain piano. Hal itu karena di kotanya, tidak ada piano.

Itulah sepenggal kisah Canho Pasirua, pianis cilik asal Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang akan mewakili Indonesia ke ajang kompetisi internasional di Amerika Serikat.

Canho sebentar lagi akan berlaga di Kejuaraan Dunia Seni Pertunjukan  atau “World Championship Perfoming Arts” (WCOPA) 2016” di Long Beach, California, AS, 7-19 Juli 2016.

Pada Rabu (29/6/2016), bocah bernama lengkap Yohanes De Capestrano Jambru Pasirua itu menggebrak Jakarta.

Cancho mempertontonkan kebolehannya dalam memainkan komposisi karya para pemusik klasik dunia di Musro, Hotel Borobudur, Jakarta.

Lolos seleksi

Konser tunggal tersebut diselenggarakan VDS Entertainment & Event Organizer (VDS E&EO) pinpinan Valens Daki So'o bekerja sama dengan Artha Graha Peduli dan Kafe Musro, Hotel Borobudur, Jakarta.

Penampilan itu yang pertama semenjak Canho sejak dinyatakan lolos seleksi oleh WCOPA Indonesia dan untuk menggalang dana guna membiayai keberangkatan Canho ke California.

Beberapa tokoh NTT di Jakarta berada di balik sukses konser tersebut.

Valens mengapresiasi ketekunan dan keuletan kedua orangtua Canho yang telah membimbingnya hingga mencapai level ini meski dalam kondisi serba terbatas.

“Saya sangat terharu dan yakin anak kita (Canho) ini sangat berbakat. Dia bisa memainkan musik klasik yang sudah tidak bisa dimainkan oleh kebanyakan musisi saat ini,” kata Valens.

Jalan Canho untuk ikut berlaga di pentas dunia makin terbuka lebar meski sang bunda, Ermelinda Ndiki, sudah hampir kehilangan daya.

Sebelumnya Ermelinda sudah dua kali ke Jakarta untuk mengurusi keberangkatan anaknya ke AS namun sebanyak itu pula dia gagal.

Dari Ende, Flores, Ermelinda dan putranya Canho hanya berbekal uang yang sangat jauh dari yang dibutuhkan. Dua kali mengurusi visa namun dua kali pula gagal.

Selalu ada jalan buat mereka yang dengan gigih berdoa dan berikhtiar. 

Dalam waktu singkat diputuskan untuk diadakan konser penggalangan dana. Beberapa tokoh NTT pula yang membantu untuk kelancaran pengurusan visa bagi Canho dan ibunya.

“Ini di luar dugaan saya. Terima kasih kepada Valens Daki So'o dan tokoh NTT yang berperan membantu kami,” tutur Ermelinda.

Apa Kabar Indonesia

Acara penggalangan dana semalam diapresiasi beberapa pengusaha Jakarta dan tokoh asal NTT meskipun undangan disebarkan hanya satu hari menjelang konser.

Wartawan senior Karni Ilyas yang terpesona dengan penampilan pianis cilik asal NTT ini langsung meminta Canho tampil dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi TV One, Sabtu (2/7/2016).

Di Long Beach, California, Canho akan berkompetisi dengan anak-anak sebaya dari 54 negara.

Canho Pasirua lahir di Ende, Flores, 2 November 2004 dari pasangan Kristoforus Jambru dan Ermelinda Ndiki.

Awal belajar musik sejak umur tiga tahun (2007) di bawah bimbingan sang ayah sendiri.

Pada usia empat tahun, Canho mengikuti kursus musik di Affrettando Music Course, Ende (2009).

Kursus yang sama dilakoni juga di tahun 2010 dan 2012. Saat usia 10 tahun, Canho menggelar konser solo piano di beberapa kota di Flores.

Akhir Desember 2015, Canho mengikuti audisi kejuaraan dunia seni pertunjukan yang digelar WCOPA Indonesia.

Pada 24 Februari 2016, WCOPA Indonesia menyatakan Canho lolos audisi untuk musik instrumental (piano) dan berhak mengikuti World Championship of Performing Arts 2016 di Long Beach, California.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com