Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ren Muhammad

Pendiri Khatulistiwamuda yang bergerak pada tiga matra kerja: pendidikan, sosial budaya, dan spiritualitas. Selain membidani kelahiran buku-buku, juga turut membesut Yayasan Pendidikan Islam Terpadu al-Amin di Pelabuhan Ratu, sebagai Direktur Eksekutif.

Surat kepada Dunia

Kompas.com - 29/06/2016, 11:26 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Tidak ada kata-kata berarti dari mereka yang dapat dicatat sejarah. Juga tak seorang pun dari mereka yang memiliki gairah. Mereka dilanda letih. Sangat mungkin juga, sedikit ketakutan.

Upacara menuju kemerdekaan berlangsung sederhana. Sukarno berjalan menuju pelantang suara hasil curian dari stasiun radio Jepang dan dengan singkat mengucapkan;

Proklamasi

Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain, diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Jakarta, 17-8-'45

Atas nama bangsa Indonesia

Soekarno-Hatta

Fatmawati telah membuat sebuah bendera dari dua potong kain lusuh. Sepotong kain putih dan sepotong kain merah. Bendera gula-kelapa. Sang Saka Merah-Putih. Ia menjahitnya dengan tangan.

Inilah bendera resmi pertama Republik. Tiang benderanya berupa batang bambu panjang yang ditancapkan ke tanah. Potongannya kasar, dan tidak begitu tinggi.

Tidak ada orang yang khusus ditugaskan mengibarkan bendera Merah Putih nan keramat. Tiada juga persiapan khusus lainnya. Bahkan tak seorang pun berpikir sejauh itu.

Latif Hendraningrat, satu dari beberapa hadirin yang memakai seragam, ternyata sudah berada dekat tiang. Setiap orang menunggu dengan tegang ketika ia mengambil bendera, mengikatkan pada tali yang kasar dan kusut, dan mengibarkannya seorang diri dengan kebanggaan untuk pertama kali--setelah tiga setengah abad.

Setelah bendera dikibarkan, semua hadirin langsung menyanyikan lagu Indonesia Raya ciptaan Wage Rudolf Supratman, tanpa musik dan orkestrasi.

Gugatan Indonesia

Sukarno sadar betul perjuangannya belum selesai. Bahkan masih panjang. Imaji kebangsaan yang sudah ia gadang sedari Surabaya, Bandung, Endeh, Bengkulu, Padang, Parapat, baru saja terejawantah. Surat yang ia bacakan, jelas ditujukan untuk dunia. Bukan Belanda.

Sudah sejak berdiri membaca pembelaannya di Bandung yang dikenal sebagai Indonesia Menggugat, Sukarno telah meleburkan dirinya dalam gagasan besar kebangsaan. Sebab ia tidak menjuduli pembelaannya itu dengan Sukarno Menggugat.

Keyakinannya sebagai pemimpin besar revolusi, tumbuh kian membuncah. Purwarupa manusia Indonesia pertama tercitra pada dirinya. Ia kemudian dikenali sebagai Bung (Karno) Besar. Semua orang sama besar di hadapannya. Sebab tak ada orang kecil bagi Bung Besar.

Setiap anak negeri ini adalah orangorang besar yang berhak atas perjuangan Indonesia merdeka, termasuk para pelacur. Sebab tanah ini bukan tanah suci. Tanah ini tanah pusaka, yang menjaga siapa pun tumpah darahnya.

Bung Besar paham itu. Maka ia menjaga anak-anak Indonesia. Ia paham komunis. Tapi tidak membencinya. Ia tidak membela sosialis. Namun tidak juga menghinanya.

Bung Karno yang nasionalis sejati, hanya menghardik kapitalis, karena berusaha merebut tanah pusaka. Ia hanya menegur para penjajah, lantaran berusaha mengatur-atur pemilik tanah pusaka. Ia hanya menegur Amerika, sebab berusaha melangkahi orang-orang Indonesia.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diperiksa Dewas KPK 6 Jam, Nurul Ghufron Akui Telepon Pihak Kementan Terkait Mutasi Pegawai

Diperiksa Dewas KPK 6 Jam, Nurul Ghufron Akui Telepon Pihak Kementan Terkait Mutasi Pegawai

Nasional
Seorang Pria Diamankan Paspampres Saat Tiba-tiba Hampiri Jokowi di Konawe

Seorang Pria Diamankan Paspampres Saat Tiba-tiba Hampiri Jokowi di Konawe

Nasional
Pro dan Kontra Komposisi Pansel Capim KPK yang Didominasi Unsur Pemerintah

Pro dan Kontra Komposisi Pansel Capim KPK yang Didominasi Unsur Pemerintah

Nasional
Jokowi Restui Langkah Menkes Sederhanakan Kelas BPJS Kesehatan

Jokowi Restui Langkah Menkes Sederhanakan Kelas BPJS Kesehatan

Nasional
Revisi UU Kementerian Negara Dibahas di DPR, Jumlah Kementerian Diusulkan 'Sesuai Kebutuhan Presiden'

Revisi UU Kementerian Negara Dibahas di DPR, Jumlah Kementerian Diusulkan "Sesuai Kebutuhan Presiden"

Nasional
Soal Revisi UU MK, Pakar Sinyalir Punya Tujuan Politik

Soal Revisi UU MK, Pakar Sinyalir Punya Tujuan Politik

Nasional
Kasus TPPU SYL, KPK Panggil 3 Pemilik Biro Perjalanan

Kasus TPPU SYL, KPK Panggil 3 Pemilik Biro Perjalanan

Nasional
Dewas KPK Periksa Eks Sekjen Kementan Jadi Saksi dalam Sidang Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Periksa Eks Sekjen Kementan Jadi Saksi dalam Sidang Etik Nurul Ghufron

Nasional
Praperadilan Panji Gumilang Ditolak, Status Tersangka TPPU Sah

Praperadilan Panji Gumilang Ditolak, Status Tersangka TPPU Sah

Nasional
Golkar Sebut Ridwan Kamil Lebih Condong Maju pada Pilkada Jabar

Golkar Sebut Ridwan Kamil Lebih Condong Maju pada Pilkada Jabar

Nasional
Jokowi Harap RI Masuk OECD: Beri Manfaat agar Lompat Jadi Negara Maju

Jokowi Harap RI Masuk OECD: Beri Manfaat agar Lompat Jadi Negara Maju

Nasional
Pimpinan DPR Sebut Jurnalistik Investigasi Harus Diatur dalam RUU Penyiaran, Ini Alasannya

Pimpinan DPR Sebut Jurnalistik Investigasi Harus Diatur dalam RUU Penyiaran, Ini Alasannya

Nasional
4 Poin Krusial dalam Revisi UU MK, Evaluasi Hakim hingga Komposisi Anggota MKMK

4 Poin Krusial dalam Revisi UU MK, Evaluasi Hakim hingga Komposisi Anggota MKMK

Nasional
Kasus TPPU Hasbi Hasan, KPK Kembali Periksa Kepala Biro Umum Mahkamah Agung

Kasus TPPU Hasbi Hasan, KPK Kembali Periksa Kepala Biro Umum Mahkamah Agung

Nasional
Anggarannya Besar, Program Makan Siang Gratis Prabowo Bakal Dimonitor KPK

Anggarannya Besar, Program Makan Siang Gratis Prabowo Bakal Dimonitor KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com