Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Amburadulnya Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma

Kompas.com - 29/06/2016, 08:08 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Hal tersebut telah menyebabkan terjadinya kesemrawutan penyelenggaraan penerbangan sipil komersial yang bercampur baur dengan kepentingan latihan dan operasi Angkatan Udara di Halim.

Kesemrawutan itu pada akhirnya memang  mencapai puncaknya pada saat terjadi tabrakan “konyol” pesawat terbang antara pesawat Batik Air dan pesawat Trans Nusa, awal April 2016.  

Amburadulnya penataan dan pengelolaan penerbangan sipil komersial di Halim yang sangat mengganggu itu masih juga berlangsung hingga saat ini.

Sebenarnya, salah satu dari penyebab utama terjadinya kecelakaan pesawat terbang itu adalah karena sangat terbatasnya infrastruktur yang tersedia di Halim.  

Pangkalan Angkatan Udara Halim Perdanakusuma, dengan 4 skadron Udara, satu skadron teknik pemeliharaan pesawat dan dua batalion Paskhasau hanya memiliki satu runway saja dan tempat parkir pesawat yang sangat sempit. 

Untuk mengembangkan infrastruktur di SHIA (Soekarno Hatta International Airport) dalam menanggulangi masalah kelebihan kapasitas yang terjadi, Angkasa Pura 2 antara lain telah memutuskan mengalih-fungsikan lapangan golf yang terletak di kawasan Cengkareng.  

Mungkin hal ini dapat dicontoh, bila memang Halim tidak bisa dihindarkan lagi untuk tetap digunakan bagi penerbangan sipil komersial.   Di kawasan Halim terdapat tiga buah lapangan golf, yang kiranya bisa saja 1 atau 2 diantaranya dialih-fungsikan bagi keperluan pengembangan infrastruktur penerbangan.  

Langkah ini paling tidak dapat lebih memberikan ruang gerak bagi pesawat-pesawat terbang Angkatan Udara untuk latihan yang selama ini sudah terlanjur terdesak keberadaannya oleh penerbangan sipil komersial.

Sedikit beruntung, karena pada saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara komisi 5 DPR RI dengan Menteri Perhubungan Republik Indonesia beberapa waktu setelah kejadian tabrakan pesawat terbang di Halim itu telah dicapai kesepakatan yang agak menggembirakan.    

Pada prinsipnya, ketua komisi 5 DPR RI mengajukan saran untuk mempertimbangkan kembali agar fungsi Halim sebagai Pangkalan Angkatan Udara dikembalikan.  Penerbangan sipil komersial hendaknya dapat dipindahkan dari Halim.  

Saran tersebut diterima dengan baik dan bijaksana oleh Menteri Perhubungan yang akan mempertimbangkan dengan serius usulan tersebut, walau dengan catatan bahwa dalam pelaksanaannya pasti akan memakan waktu cukup lama yaitu sekitar satu hingga dua tahun ke depan.

Paling tidak, dengan telah terjadinya  kecelakaan tabrakan pesawat terbang di Halim, maka hal tersebut telah membuka mata banyak pihak tentang bagaimana amburadulnya pengelolaan penerbangan sipil komersial yang terjadi di Halim selama ini.  

Sebuah kecelakaan yang seharusnya tidak mungkin bisa terjadi, apabila infrastruktur penerbangan cukup memadai dan semua pihak yang berkepentingan serta terlibat dalam operasi penerbangan di Halim selalu patuh mengikuti semua ketentuan, regulasi dan aturan-aturan dengan penuh disiplin.  

Besar harapan ke depan, kiranya hikmah dari terjadinya kecelakaan tabrakan pesawat terbang di Halim tersebut akan dapat merupakan garis awal perbaikan manajemen penerbangan sipil komersial di negeri ini khususnya di Pangkalan Angkatan Udara Halim Perdanakusuma.  

Sebuah kecelakaan konyol yang telah dan semoga, sekali lagi dapat menyadarkan kita semua tentang betapa “amburadulnya” pengelolaan penerbangan sipil komersial kita. 

Kecelakaan yang telah membangunkan kita semua bahwa selama ini memang  banyak sekali kekurangan yang harus segera diperbaiki, banyak sekali PR yang masih harus segera dikerjakan.

Aristoteles pernah mengatakan dengan amat gamblang bahwa “Knowing yourself is the beginning of all wisdom”. 

Semoga !

 

Jakarta 26 Juni 2016

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com