Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ADVERTORIAL

Ini Pentingnya Peringatan Pidato 1 Juni 1945 Bung Karno Menurut Sesjen MPR

Kompas.com - 30/05/2016, 17:47 WIB
advertorial

Penulis

Satu hari lagi, tepatnya 1 Juni 2016, Indonesia akan kembali merefleksikan nilai-nilai Pancasila yang terlahir lewat pidato Bung Karno pada tanggal yang sama 71 tahun silam. Secara seremonial peringatan pidato Bung Karno tersebut akan diselenggarakan di Bandung. Sebagai pendahuluan, hari ini, Senin (30/5/2016), dilakukan bedah buku bersama wakil rakyat di Ruang Tangkuban Perahu, Gedung Merdeka.

Acara tersebut dihadiri oleh Sesjen MPR RI, Ma’ruf Cahyono beserta anggota MPR lainnya, dan Walikota Bandung Ridwan Kamil. Buku yang dibahas berjudul “Pancasila Sebagai Pembebas”.

Pada kesempatan tersebut Sesjen MPR RI, Ma’ruf Cahyono menyampaikan pendapatnya mengenai esensi merenungkan kembali nilai-nilai Pancasila lewat rangkaian acara peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945. Menurutnya peringatan Pidato 1 Juni 1945 dapat menyegarkan kembali ingatan bangsa Indonesia tentang sejarah dan dasar ideologinya.

“Keberadaan Indonesia saat ini tentunya tidak lepas dari sejarah di masa lalu. Selain itu, peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 juga penting sebagai momen untuk merefleksikan kembali nilai-nilai luhur Pancasila,” ujar Ma’ruf.

Ia berharap Pancasila tidak sekedar menjadi hafalan bagi warga negara Indonesia tapi juga diimplementasikan di berbagai bidang kehidupan. “Semoga kedepannya anak bangsa dapat menciptakan karya-karya yang selaras dengan Pancasila,” kata Ma’ruf lagi.

Walikota Bandung, Ridwan Kamil juga menyampaikan pendapat yang senada dengan Ma’ruf. Ia berharap agar Pancasila dapat diimplementasikan dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

“Seperti di Bandung contohnya. Kami sudah menerapkan Pancasila dalam program pembangunan. Misalnya, sila pertama diwujudkan dalam program ‘Ayo Mengaji’. Program zakat merupakan implementasi sila pertama dan kelima. Kami juga memberi kebebasan bagi organisasi dan lembaga masyarakat,” ujar pria yang akrab disapa Kang Emil tersebut.

Pembangunan di Indonesia menurutnya harus terus dilakukan di atas landasan Pancasila. Pancasila menurutnya penting karena memahami Pancasila sama dengan memahami sejarah bangsa. Tapi di lain sisi, agar bertahan, Pancasila juga harus diterjemahkan sesuai dengan kebutuhan zaman. (Adv)

Satu hari lagi, tepatnya 1 Juni 2016, Indonesia akan kembali merefleksikan nilai-nilai Pancasila yang terlahir lewat pidato Bung Karno pada tanggal yang sama 71 tahun silam. Secara seremonial peringatan pidato Bung Karno tersebut akan diselenggarakan di Bandung. Sebagai pendahuluan, hari ini, Senin (30/5/2016), dilakukan bedah buku bersama wakil rakyat di Ruang Tangkuban Perahu, Gedung Merdeka.

Acara tersebut dihadiri oleh Sesjen MPR RI, Ma’ruf Cahyono beserta anggota MPR lainnya, dan Walikota Bandung Ridwan Kamil. Buku yang dibahas berjudul “Pancasila Sebagai Pembebas”.

Pada kesempatan tersebut Sesjen MPR RI, Ma’ruf Cahyono menyampaikan pendapatnya mengenai esensi merenungkan kembali nilai-nilai Pancasila lewat rangkaian acara peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945. Menurutnya peringatan Pidato 1 Juni 1945 dapat menyegarkan kembali ingatan bangsa Indonesia tentang sejarah dan dasar ideologinya.

“Keberadaan Indonesia saat ini tentunya tidak lepas dari sejarah di masa lalu. Selain itu, peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 juga penting sebagai momen untuk merefleksikan kembali nilai-nilai luhur Pancasila,” ujar Ma’ruf.

Ia berharap Pancasila tidak sekedar menjadi hafalan bagi warga negara Indonesia tapi juga diimplementasikan di berbagai bidang kehidupan. “Semoga kedepannya anak bangsa dapat menciptakan karya-karya yang selaras dengan Pancasila,” kata Ma’ruf lagi.

Walikota Bandung, Ridwan Kamil juga menyampaikan pendapat yang senada dengan Ma’ruf. Ia berharap agar Pancasila dapat diimplementasikan dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

“Seperti di Bandung contohnya. Kami sudah menerapkan Pancasila dalam program pembangunan. Misalnya, sila pertama diwujudkan dalam program ‘Ayo Mengaji’. Program zakat merupakan implementasi sila pertama dan kelima. Kami juga memberi kebebasan bagi organisasi dan lembaga masyarakat,” ujar pria yang akrab disapa Kang Emil tersebut.

Pembangunan di Indonesia menurutnya harus terus dilakukan di atas landasan Pancasila. Pancasila menurutnya penting karena memahami Pancasila sama dengan memahami sejarah bangsa. Tapi di lain sisi, agar bertahan, Pancasila juga harus diterjemahkan sesuai dengan kebutuhan zaman. (adv)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Soal 'Presidential Club', Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Soal "Presidential Club", Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com