Satu hari lagi, tepatnya 1 Juni 2016, Indonesia akan kembali merefleksikan nilai-nilai Pancasila yang terlahir lewat pidato Bung Karno pada tanggal yang sama 71 tahun silam. Secara seremonial peringatan pidato Bung Karno tersebut akan diselenggarakan di Bandung. Sebagai pendahuluan, hari ini, Senin (30/5/2016), dilakukan bedah buku bersama wakil rakyat di Ruang Tangkuban Perahu, Gedung Merdeka.
Acara tersebut dihadiri oleh Sesjen MPR RI, Ma’ruf Cahyono beserta anggota MPR lainnya, dan Walikota Bandung Ridwan Kamil. Buku yang dibahas berjudul “Pancasila Sebagai Pembebas”.
Pada kesempatan tersebut Sesjen MPR RI, Ma’ruf Cahyono menyampaikan pendapatnya mengenai esensi merenungkan kembali nilai-nilai Pancasila lewat rangkaian acara peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945. Menurutnya peringatan Pidato 1 Juni 1945 dapat menyegarkan kembali ingatan bangsa Indonesia tentang sejarah dan dasar ideologinya.
“Keberadaan Indonesia saat ini tentunya tidak lepas dari sejarah di masa lalu. Selain itu, peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 juga penting sebagai momen untuk merefleksikan kembali nilai-nilai luhur Pancasila,” ujar Ma’ruf.
Ia berharap Pancasila tidak sekedar menjadi hafalan bagi warga negara Indonesia tapi juga diimplementasikan di berbagai bidang kehidupan. “Semoga kedepannya anak bangsa dapat menciptakan karya-karya yang selaras dengan Pancasila,” kata Ma’ruf lagi.
Walikota Bandung, Ridwan Kamil juga menyampaikan pendapat yang senada dengan Ma’ruf. Ia berharap agar Pancasila dapat diimplementasikan dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Seperti di Bandung contohnya. Kami sudah menerapkan Pancasila dalam program pembangunan. Misalnya, sila pertama diwujudkan dalam program ‘Ayo Mengaji’. Program zakat merupakan implementasi sila pertama dan kelima. Kami juga memberi kebebasan bagi organisasi dan lembaga masyarakat,” ujar pria yang akrab disapa Kang Emil tersebut.
Pembangunan di Indonesia menurutnya harus terus dilakukan di atas landasan Pancasila. Pancasila menurutnya penting karena memahami Pancasila sama dengan memahami sejarah bangsa. Tapi di lain sisi, agar bertahan, Pancasila juga harus diterjemahkan sesuai dengan kebutuhan zaman. (Adv)
Satu hari lagi, tepatnya 1 Juni 2016, Indonesia akan kembali merefleksikan nilai-nilai Pancasila yang terlahir lewat pidato Bung Karno pada tanggal yang sama 71 tahun silam. Secara seremonial peringatan pidato Bung Karno tersebut akan diselenggarakan di Bandung. Sebagai pendahuluan, hari ini, Senin (30/5/2016), dilakukan bedah buku bersama wakil rakyat di Ruang Tangkuban Perahu, Gedung Merdeka.
Acara tersebut dihadiri oleh Sesjen MPR RI, Ma’ruf Cahyono beserta anggota MPR lainnya, dan Walikota Bandung Ridwan Kamil. Buku yang dibahas berjudul “Pancasila Sebagai Pembebas”.
Pada kesempatan tersebut Sesjen MPR RI, Ma’ruf Cahyono menyampaikan pendapatnya mengenai esensi merenungkan kembali nilai-nilai Pancasila lewat rangkaian acara peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945. Menurutnya peringatan Pidato 1 Juni 1945 dapat menyegarkan kembali ingatan bangsa Indonesia tentang sejarah dan dasar ideologinya.
“Keberadaan Indonesia saat ini tentunya tidak lepas dari sejarah di masa lalu. Selain itu, peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 juga penting sebagai momen untuk merefleksikan kembali nilai-nilai luhur Pancasila,” ujar Ma’ruf.
Ia berharap Pancasila tidak sekedar menjadi hafalan bagi warga negara Indonesia tapi juga diimplementasikan di berbagai bidang kehidupan. “Semoga kedepannya anak bangsa dapat menciptakan karya-karya yang selaras dengan Pancasila,” kata Ma’ruf lagi.
Walikota Bandung, Ridwan Kamil juga menyampaikan pendapat yang senada dengan Ma’ruf. Ia berharap agar Pancasila dapat diimplementasikan dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Seperti di Bandung contohnya. Kami sudah menerapkan Pancasila dalam program pembangunan. Misalnya, sila pertama diwujudkan dalam program ‘Ayo Mengaji’. Program zakat merupakan implementasi sila pertama dan kelima. Kami juga memberi kebebasan bagi organisasi dan lembaga masyarakat,” ujar pria yang akrab disapa Kang Emil tersebut.
Pembangunan di Indonesia menurutnya harus terus dilakukan di atas landasan Pancasila. Pancasila menurutnya penting karena memahami Pancasila sama dengan memahami sejarah bangsa. Tapi di lain sisi, agar bertahan, Pancasila juga harus diterjemahkan sesuai dengan kebutuhan zaman. (adv)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.