Namun, karena isu rehabilitasi dan rekonsiliasi korban 1965 sedang hangat dibicarakan, kemunculannya tidak pada tanggal 30 September.
"Ini suatu rutinitas yang biasanya dilakukan 30 September, sekarang dipercepat. Jadi, teori keisengan anak muda ini tidak tepat. Hanya satu kasus," kata dia.
(Baca: Menkumham: Secara Ideologis, PKI Tidak Bisa Ada Lagi di Indonesia)
Adapun teori terakhir, menurut Asvi, kemunculan atribut-atribut PKI ini dianggap sebagai kelemahan intelijen.
Sebab, penggerebekan toko yang menjual kaus band dengan logo palu arit dianggap tidak memiliki unsur pemberontakan. Artinya, ada kelemahan intelijen.
"Masa cuma kaus ditangkap, sedangkan tidak ada kaitannya dengan upaya untuk menggulingkan kekuasaan," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.