JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil pertemuan trilateral yang dilakukan Pemerintah Indonesia, Malaysia, dan Filipina memutuskan adanya patroli bersama di wilayah perairan ketiga negara.
Menanggapi itu, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengaku sudah menyerahkan teknis pelaksanaannya kepada Kepala Staf Angkatan Laut.
Ryamizard mengatakan, secara teknis tentunya KSAL lebih memahami apa saja yang diperlukan dalam patroli bersama.
"Selama ini TNI AL pastinya sudah melakukan patroli pengamanan di seluruh wilayah perairan Indonesia," kata Ryamizard saat acara pelepasan Satgas Pamtas Indonesia-Papua Niugini Yonif Para Raider 330 Kostrad di Jakarta, Senin (9/5/2016).
"Dengan adanya pertemuan trilateral kemarin (5/5/2016), dari pihak Kemenhan tinggal mengoordinasikan saja," ujarnya.
Ryamizard menambahkan, bentuk kerja sama militer seperti ini sebenarnya sudah berjalan sejak lama. Sehingga, hal ini dianggap Ryamizard bukanlah sesuatu yang baru.
"Kerja sama dalam bentuk patroli bersama ini kan upaya peningkatan pengawasan secara bersama saja," ujar dia.
Ryamizard menilai, pastinya setiap negara sudah berupaya semaksimal mungkin untuk menjaga wilayah perairannya.
"Dalam kasus perompakan Abu Sayyaf, saya rasa mungkin kebetulan saja penjagaan wilayah perairan di sana lagi sepi. Namanya maling kan kalau sepi justru dia beraksi," tutur dia.
Pertemuan trilateral antara Pemerintah Indonesia, Malaysia, dan Filipina sendiri diinisiasi oleh Pemerintah Indonesia.
(Baca: Antisipasi Keamanan Perairan, Indonesia-Filipina-Malaysia Lakukan Pertemuan Trilateral)
Hal itu terkait dengan koordinasi antara ketiga negara tersebut untuk pengamanan wilayah perairan masing-masing pasca munculnya penyanderaan WNI oleh kelompok Abu Sayyaf.
Ketiga negara tersebut menginginkan pengamanan yang terkoordinir, khususnya dalam menghadapi perompakan oleh teroris di wilayaha perairan.