Bejo menuturkan, salah satu lokasi kuburan massal terbesar di Pati adalah Hutan Pekainan (PKI-nan).
Dinamakan seperti itu oleh warga sekitar karena pernah terjadi pembantaian besar-besaran terhadap anggota PKI pada tahun 1960-an.
Menurut kesaksian warga sekitar, kata Bejo, setiap malam, ratusan orang dibawa ke tengah hutan kemudian dibunuh.
Berdasarkan penelitian YPKP tahun 2008, jumlah korban diperkirakan mencapai 200 orang.
Selanjutnya, di Kabupaten Boyolali, tepatnya di Kota Sonolayu, terdapat tempat pemakaman umum tengah kota yang pada sisi pinggirnya merupakan kuburan massal berisi 100-200 jenazah tidak dikenal.
Warga sekitar mengatakan kepada Bejo, sekitar tahun 1965, sebuah lubang besar pernah dibuat. Banyak tahanan politik yang diseret, dipukul, dan dieksekusi, kemudian dikuburkan di situ tanpa nisan.
"Itu menurut pengakuan warga sekitar dan juru kunci pemakaman," ungkapnya.
Menurut Bejo, tempat tersebut juga menjadi lokasi eksekusi Bupati Boyolali Suwali dan anggota DPRD, Siswowitono, pada tahun 1965.
Pemerintah cari kuburan massal
Presiden Joko Widodo sebelumnya memerintahkan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan untuk mencari lokasi kuburan massal korban peristiwa 1965.
(Baca: Jokowi Perintahkan Luhut Cari Kuburan Massal Korban 1965)
Kuburan massal itu, kata Luhut, untuk pembuktian sekaligus meluruskan sejarah terkait isu pembantaian pengikut PKI pasca-tahun 1965.
"Presiden tadi memberi tahu, disuruh cari saja kalau ada kuburan massalnya," ujar Luhut seusai bertemu Presiden di Istana, Jakarta, Senin (25/4/2016).
"Selama ini, berpuluh-puluh tahun, kita selalu dicekoki bahwa ada sekian ratus ribu orang yang mati. Padahal, sampai hari ini belum pernah kita temukan satu kuburan massal," lanjut dia.
Luhut mengatakan bahwa negara tidak tertutup kemungkinan akan meminta maaf terkait kasus Tragedi 1965.