Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Amir Sodikin
Managing Editor Kompas.com

Wartawan, menyukai isu-isu tradisionalisme sekaligus perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Bergabung dengan harian Kompas sejak 2002, kemudian ditugaskan di Kompas.com sejak 2016. Menyelesaikan S1 sebagai sarjana sains dari Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM), dan S2 master ilmu komunikasi dari Magister Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina. 

#BelengguSemen, Saat Ibu Pertiwi Mengetuk Pintu Hati Jokowi

Kompas.com - 14/04/2016, 10:32 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAmir Sodikin

Namun bagi orang Jawa, aksi itu adalah puncak terbakarnya kesabaran, ketika penguasa tak lagi mudah untuk ditemui, ketika penguasa memilih menutup telinganya. Tuntutan mereka sederhana: dialog.

Ketika rakyat Yogyakarta memiliki teadisi "tapa pepe", yaitu menjemur diri di bawah terik matahari agar bisa bertemu dengan Sultan, maka warga Kendeng ini telah melakukan lebih dari sekadar "tapa pepe". Dari aksi tinggal di dalam tenda, berjalan kaki 122 kilometer, membunyikan lesung tanda bahaya, hingga membelenggu diri dengan semen di bawah terik matahari.

Tapi, Presiden Jokowi tak kunjung jua datang. Mungkin, terlalu sibuk dan semoga bukan karena hatinya tidak sedang bersama para sedulur tani. Hanya utusannya yang bisa hadir menemui. Baca: Belenggu Semen di Kaki Sembilan "Kartini Kendeng" Akhirnya Dibuka.

Para utusan menjanjikan untuk bisa mempertemukan dengan Presiden. Janji itu membuat luluh para Kartini dan belenggu semen pun akhirnya dibuka.

Publik yang memantau dari linimasa media sosial ikut berlega hati karena sesuatu yang lebih buruk tak menimpa para ibu-ibu. Semua takzim, tunduk, dan hormat kepada para ibu-ibu.

Dari jauh, seolah kita ingin mencium tangan dan kaki para ibu-ibu ini. Mereka telah merelakan diri untuk menjadi simbol perjuangan menjaga Ibu Bumi, tempat kita dihidupi dan dibesarkan.

Sinyal restu Ibu Pertiwi?

Sebelum utusan Presiden menjumpai para Kartini Kendeng, Dandhy Laksono melalui akun Twitternya berbagi foto yang begitu indah nan mistis. Foto itu memperlihatkan ibu-ibu yang dipasung, di belakangnya sedang muncul pelangi.

"17.50 WIB. Pasung semen dibongkar, pelangi muncul, dan dari Istana terdengar kabar 2 anggota kabinet dikirim menemui," kata Dandhy.

Ibu-ibu petani telah mengajari kita, untuk setia dengan perjuangannya dengan cara-cara tanpa kekerasan. Mereka telah mampu memelihara kesabaran yang revolusioner.

Kita telah dibuat malu oleh para petani Pegunungan Kendeng, karena bukannya membesarkan lahan mereka, namun justru kita ingin menciutkannya dan bahkan menggantikannya dengan pabrik semen.

Kristian Erdianto Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki menyalami dan mencium sembilan petani perempuan asal Pegunungan Kendeng yang melakukan aksi protes di seberang Istana Negara dengan mengecor kaki mereka dengan semen, Rabu (13/4/2016). Dalam kesempatan itu pula Teten berjanji akan mempertemukan sembilan petani tersebut dengan Presiden Joko Widodo
Kita juga dibuat malu oleh para petani. Di tengah krisis ekologi Pulau Jawa, kita baru sadar bahwa perjuangan para ibu-ibu itu bukan sekadar untuk warga Kendeng, melainkan untuk generasi anak-anak kita.

Untuk sebuah aksi nyata, kita juga diajari bagaimana secara tulus mengelola gerakan di dunia nyata dan di dunia maya. Mereka tak punya buzzer, tak mampu membayar konsultan, dan tak bisa membuat trending topic di Twitter.

Namun, ketulusan hati mereka telah memicu solidaritas netizen. Ada pula netizen yang menimpali, ketulusan mereka telah mampu menghadirkan pelangi di Ibukota Jakarta, sesuatu yang tak bisa kita lakukan jika hati kita tamak kekuasaan

Maka, Ibu Pertiwi pun seolah telah memperlihatkan tanda-tanda restunya untuk warga Kendeng. Belenggu semen untuk kaki-kaki para Kartini telah dibongkar, dan Jokowi telah berjanji untuk menemuinya. Kali ini, bersama pelangi, Ibu Pertiwi telah bersama-sama para petani untuk mengetuk pintu hati Jokowi.

Tak ada jalan lain bagi Presiden Jokowi selain menemui para petani Kendeng itu sepulang dari lawatan di Eropa. Jika tidak? Maka, para petani akan ingat, setiap pelangi yang muncul di Tanah Jawa akan menjadi pengingat ingkarnya sang pemimpin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com