Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Ruhut Sitompul Beraksi Menjadi Capres Partai Demokrat...

Kompas.com - 02/04/2016, 17:13 WIB

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Gemuruh dan bermacam celotehan massa pendukung meramaikan acara debat calon presiden yang diadakan di sebuah hotel di Bogor, Sabtu (2/4/2016).

Di atas panggung, tampil sejumlah kader yang bisa dibilang merupakan "bintang" Partai Demokrat, seperti Ruhut Sitompul, Dede Yusuf, dan Venna Melinda. Mereka tampil memperkenalkan visi dan misi sebagai capres Partai Demokrat, juga saling mengkritisi visi-misi lawannya.

Namun, ini bukan merupakan aksi debat capres sesungguhnya. Acara ini merupakan simulasi debat capres dan calon kepala daerah, yang merupakan bagian dari Penataran Pimpinan dan Kader Utama Partai Demokrat yang berlangsung sejak Senin (28/3/2016) silam.

Lalu apa jadinya gagasan-gagasan liar itu, ketika simulasi persoalan nyata bangsa harus dipentaskan di atas panggung? Tetap menarik, tentu.

Misalnya saat membahas pengangguran. Sejarah mencatat, kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden keenam RI selama 10 tahun menghasilkan pertumbuhan rata-rata sebesar 6 persen.

Adapun pengangguran yang tercatat sebesar 9,9 persen (tahun 2004) diklaim berhasil diturunkan menjadi 5,7 persen (2014).

Mendengar persoalan pengangguran, Ruhut Sitompul yang diberikan kesempatan bicara selama tiga menit justru memainkan emosi penonton. Latar belakang keberanian Ruhut maju sebagai capres tahun 2019 mengawali materi yang seharusnya diperdebatkan.

"Mengapa saya berani mencalonkan diri sebagai presiden 2019? Saya begitu mengagumi pola kepemimpinan Pak SBY," kata Ruhut di depan peserta penataran yang seolah-olah rakyat Indonesia.

"Pengangguran tak bisa lain akan diselesaikan dengan membenahi lapangan pekerjaan," ucapnya.

Debat itu disampaikan di depan barisan petinggi Demokrat, seperti Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono bersama istri, Ani Yudhoyono.

Selain itu, hadir juga sejumlah petinggi Demokrat lain seperti Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), Pramono Edhie Wibowo, Amir Syamsudin, Roy Suryo, dan masih banyak lagi.

Tak membeberkan strategi politik, Ruhut bolak-balik menyebut keberhasilan demi keberhasilan SBY. Ujung-ujungnya, selalu disebut dirinya akan mengikuti jejak yang dilakukan SBY, termasuk cara meningkatkan investasi yang menjadi topik debat kedua.

Riuh dukungan dari barisan penonton sebelah kanan pun terungkap. Sesekali, diikuti gelak tawa dan tepukan tangan.

Dede Yusuf yang seolah menjadi kompetitor pun menimpali aksi Ruhut yang dianggap mendompleng SBY.

"Pak Ruhut lebih cocok menjadi jubir Presiden ketimbang maju sebagai Presiden. Tidak terdengar sedikit pun adanya strategi untuk menyelesaikan masalah bangsa yang menjadi topik perdebatan ini," kata Dede.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Nasional
Waspada MERS-CoV, Jemaah Haji Indonesia Diminta Melapor Jika Alami Demam Tinggi

Waspada MERS-CoV, Jemaah Haji Indonesia Diminta Melapor Jika Alami Demam Tinggi

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Datangi Rumah Airlangga, Klaim Sudah Didukung Golkar Maju Pilkada Jatim

Khofifah-Emil Dardak Datangi Rumah Airlangga, Klaim Sudah Didukung Golkar Maju Pilkada Jatim

Nasional
Kemenag Ingatkan Jemaah Haji Dilarang Bentangkan Spanduk dan Bendera di Arab Saudi

Kemenag Ingatkan Jemaah Haji Dilarang Bentangkan Spanduk dan Bendera di Arab Saudi

Nasional
Imigrasi Tangkap DPO Penyelundupan Manusia, Kerjasama dengan Istri Pelaku

Imigrasi Tangkap DPO Penyelundupan Manusia, Kerjasama dengan Istri Pelaku

Nasional
Canangkan Gerakan Literasi Desa, Wapres Ingin SDM Indonesia Unggul

Canangkan Gerakan Literasi Desa, Wapres Ingin SDM Indonesia Unggul

Nasional
DPR Sentil Kemendikbud yang Bilang Pendidikan Tinggi Tidak Wajib: Orang Miskin Dilarang Kuliah? Prihatin

DPR Sentil Kemendikbud yang Bilang Pendidikan Tinggi Tidak Wajib: Orang Miskin Dilarang Kuliah? Prihatin

Nasional
Respons Istana Soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P: Presiden Selalu Menghormati

Respons Istana Soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P: Presiden Selalu Menghormati

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Prabowo Ajak PKS atau PDI-P ke Dalam Koalisi?

GASPOL! Hari Ini: Prabowo Ajak PKS atau PDI-P ke Dalam Koalisi?

Nasional
Ngabalin: Revisi UU Kementerian Negara untuk Kebutuhan Masyarakat, Paten Itu Barang...

Ngabalin: Revisi UU Kementerian Negara untuk Kebutuhan Masyarakat, Paten Itu Barang...

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Golkar: Baleg Mewakili Partai-partai

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Golkar: Baleg Mewakili Partai-partai

Nasional
Soal RUU Penyiaran, KIP: UU Pers Bilang Wartawan Tak Boleh Dihalangi

Soal RUU Penyiaran, KIP: UU Pers Bilang Wartawan Tak Boleh Dihalangi

Nasional
Temui Gubernur Jenderal Australia David Hurley, Prabowo Kenang Masa Jadi Kadet

Temui Gubernur Jenderal Australia David Hurley, Prabowo Kenang Masa Jadi Kadet

Nasional
Jemaah Haji Bersiap Menuju Makkah, Ketua PPIH Arab Saudi Pastikan Hak Jemaah Terpenuhi

Jemaah Haji Bersiap Menuju Makkah, Ketua PPIH Arab Saudi Pastikan Hak Jemaah Terpenuhi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com