Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Strategi Berantas Mafia, Harga Beras Premium Bisa Rp 7.500 per Kilogram

Kompas.com - 01/04/2016, 16:41 WIB
Mikhael Gewati

Penulis

PEMALANG, KOMPAS.com – Mafia beras diduga merupakan biang keladi di balik kesenjangan harga jual di tingkat petani dan di pasaran. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengaku punya sejumlah strategi khusus untuk mengatasi mafia beras ini.

"Salah satu strategi itu adalah meminta Bulog membeli langsung gabah hasil panen petani," kata Amran dalam kunjungan kerja ke Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Kamis (31/3/2016) petang.

Menurut Amran, langkah tersebut akan membatasi ruang gerak mafia beras. Kebanyakan modus yang dipakai mafia ini adalah membeli gabah dengan harga murah, memanfaatkan celah keterbatasan dana petani untuk menggiling gabah menjadi beras.

“Setelah panen, petani hanya punyanya gabah bukan beras. Jadi dengan cara itu petani tidak perlu mengeluarkan usaha dan biaya lagi untuk membuat gabah jadi beras,” ungkap Amran.

Amran ada di Pemalang dalam rangka kegiatan panen raya di sepanjang pesisir utara Pulau Jawa. Sehari sebelumnya dia mengikuti panen raya di Tegal dan pada Jumat (1/4/2016) melanjutkan kegiatan serupa di Demak dan Jepara.

Panen raya di Kabupaten Pemalang berlangsung di Desa Temuireng, Kecamatan Patarukan. Sesudah panen, di sini berlangsung pula penandatanganan kesepakatan kerja sama antara kelompok tani dengan Bulog, sebagai bukti keseriusan pemerintah untuk membeli gabah hasil panen petani yang menjadi anggota kelompok tersebut.

Tidak hanya memudahkan petani, Bulog yang turun langsung menyerap  gabah petani juga dapat menghindarkan praktek-prektek ilegal. "(Ini) adalah cara pemerintah hadir di tengah petani dan itu juga untuk mempersempit ruang gerak mafia beras,” tegas Amran.


Menurut Amran, selama ini banyak petani mengeluhkan harga gabah murah, hanya di kisaran Rp 3.000 per kilogram. Padahal, pemerintah telah menetapkan harga pembelian pemerintah (HPP) Rp 3.700 per kilogram gabah sebagai acuan.

"Makanya kami saat ini turun tangan langsung ke lapangan. Kami memastikan, Bulog akan membeli gabah petani dengan harga minimal Rp 3400 per kilogram dan maksimal Rp 3.700 per kilogram," ujar dia.

Beras premium Rp 7.500

Strategi lain mencegat mafia beras, lanjut Amran, adalah dengan membangun toko tani Indonesia (TTI).  Dengan keberadaan TTI, hasil serapan gabah petani oleh Bulog akan langsung diolah menjadi beras dan tersedia di TTI.

Program tersebut merujuk pada terobosan yang dibuat Pemerintah Kabupaten Pemalang. Pemerintah daerah setempat telah membeli gabah langsung dari petani lalu memproduksinya melalui badan usaha daerah.

Hasilnya, masyarakat di Kabupaten Pemalang bisa membeli beras kualitas premium hanya dengan harga Rp 7.500 per kilogram.

“Dengan harga beras kualitas premium Rp 7.500 per kilogram, itu sudah bisa menguntungkan petani, pedagang, dan konsumen," tegas Amran.

Di pasaran, harga beras premium sekarang ada di kisaran Rp 10.000 sampai Rp 13.000 per kilogram. Besarnya selisih harga dibandingkan praktik TTI dipicu panjangnya rantai produksi beras.

Rencananya, TTI akan dimulai di 1.000 kota di Indonesia. “Bayangkan jika itu sudah terjadi secara masif di tanah air, akan mengubah struktur pasar beras di Indonesia. Petani dan konsumen akan tersenyum serta pedagang juga untung,”  ungkap Amran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com