Bertanggung jawab atas informasi yang disebar
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Development Manager Open Hivos, Shita Laksmi menyebutkan bahwa pertanggungjawaban penting dilakukan bagi setiap orang, tak hanya bagi jurnalis.
Setiap orang harus bertanggung jawab dengan apa yang dilakukannya di dunia maya.
Shita juga menyinggung sebuah akun Path seorang blogger dengan nama Ndorokakung yang akhir-akhir ini sempat ramai dibincangkan. Akun tersebut mengutip perkataan Xanana Gusmao dalam acara pemberian penghargaan itu.
(Baca: Jurnalisme Ponsel, Kreativitas Melawan Media Arus Utama)
Ndorokakung mengatakan, Wiji Thukul adalah orang Indonesia pemasok dan perakit bom yang dipakai oleh tentara Timor-Leste untuk melawan ABRI. Dia juga bilang bahwa Wiji Thukul datang membantu merakit bom ketika tentara Xanana kehabisan amunisi.
Terlepas dari siapapun orang di balik akun itu, kata Shita, ia harus bertanggungjawab atas berita yang dikatakannya.
"Harus diakui bahwa standar yang diberlakukan offline sama seperti online. Jangan lah lakukan apa yang di offline tidak boleh, lalu dilakukan di online," kata Shita.
Tak hanya terhadap informasi yang bertebaran di media sosial, ia juga mengaku skeptis dengan berita di media online saat ini.
"Saya termasuk skeptis dengan media online. Saya tidak akan percaya sampai lima media online menulis hal yang sama," imbuh Shita.