Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelompok Santoso Kekurangan Logistik

Kompas.com - 13/03/2016, 15:16 WIB

Sebelumnya, Polri telah melaksanakan dua sandi operasi untuk menangkap Santoso. Operasi Camar Maleo dilakukan akhir 2014, dilanjutkan dengan Operasi Tinombala pada 10 Januari 2016. Operasi yang berakhir pada 9 Maret lalu itu diperpanjang hingga enam bulan.

Dihubungi terpisah, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Saud Usman Nasution menyatakan, pengepungan terhadap kelompok Santoso merupakan hasil pengumpulan data dan informasi intelijen setahun terakhir.

Upaya itu dilakukan Satgas Operasi Tinombala. BNPT juga menghimpun informasi dari masyarakat dan keluarga kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso dan sekitarnya.

"Tugas kami membantu Polri dan TNI meredam penyebaran paham radikal di sana. Selain itu, kami juga menghimpun informasi untuk bersama Satgas mengungkap keberadaan Santoso dan kelompoknya," ujarnya.

Saud memastikan, Satgas Operasi Tinombala berupaya menangkap Santoso dan anggotanya hidup-hidup dengan mematuhi hak asasi manusia. "Kami ingin mendapatkan informasi dari Santoso terkait jaringan kelompok, siapa motivatornya dan penyandang dananya," kata Saud.

Jika Santoso dan anggota MIT tertangkap, ujar Saud, BNPT akan mendampingi proses deradikalisasinya agar mereka dapat meninggalkan paham radikal, selain mencegah penyebaran paham radikal kepada orang di sekitarnya.

Bertahan

Terkait pengepungan Santoso dan kelompoknya, pengamat terorisme Al Chaidar punya pandangan berbeda. Kendati terkepung, sangat kecil kemungkinannya Santoso dan kelompoknya menyerahkan diri.

Mereka akan bertahan dengan perang gerilya di hutan yang sudah mereka kenali itu. Apalagi, mereka pernah mengikuti latihan perang gerilya di Mindanao, Filipina.

"Aparat gabungan harus tetap waspada. Selain harus menemukan jalur yang digunakan untuk keluar masuk hutan dengan strategi pengintaian yang ketat maupun pelibatan anjing pelacak, aparat juga perlu mengevakuasi warga di sekitar wilayah pengepungan agar tidak dimanfaatkan untuk mendapatkan logistik. Jika operasi Tinombala dilakukan serius, tak sampai sebulan, mereka bisa kehabisan logistik dan amunisi," kata Chaidar.

Adapun tokoh muda Poso, Abdul Kadir Abdjul, menegaskan, masyarakat mendukung operasi perburuan kelompok Santoso. Namun, aparat harus bekerja serius.

Belum tertangkapnya Santoso di saat banyaknya pasukan diterjunkan dikhawatirkan menimbulkan spekulasi, seperti kesengajaan memelihara kelompok Santoso untuk proyek keamanan.

"Tunjukkan spekulasi itu tidak benar dengan kerja yang profesional dan strategis," ucapnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com