Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

USS Chicago dan Persahabatan TNI AL-US Navy

Kompas.com - 10/03/2016, 18:30 WIB

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Persahabatan antara TNI AL dan angkatan laut negara lain tak hanya berbagi informasi, tetapi juga bermakna politis.

Komunikasi ini sekaligus menjadi jembatan hubungan bilateral.

Menjaga hubungan yang sudah ada, itulah yang dilakukan Panglima Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Darwanto dan Panglima Armada Ketujuh Amerika Serikat (US Seventh Fleet) Vice Admiral Joseph P Aucoin.

Selain saling mengunjungi, akhir Februari lalu, Aucoin mengundang Darwanto ke Submarine Squadron (SUBRON) 15.

Skuadron kapal selam ini bagian dari Armada Ketujuh AS yang bermarkas di Polaris Point, Markas AL Guam di Santa Rita, Guam.

Pangarmatim Laksda TNI Darwanto didampingi Atase Angkatan Laut RI untuk Amerika Serikat Kolonel Marinir Sungatijantoro dan Komandan KRI Cakra-401 Mayor Laut (P) Ahmad Noer Taufiq pun mencoba kapal selam nuklir USS Chicago (SSN 721).

Komandan SUBRON 15 US Navy Captain Jeff Grimes dan  Komandan USS Chicago Cmdr. Lance Thompson pun menerima rombongan ini di kapal selam nuklir USS Chicago yang sedang melaksanakan pelayaran 23 Februari 2016 lalu.

Beberapa demonstrasi kemampuan personel kapal selam nuklir pun ditunjukkan kepada Pangarmatim, seperti small fire simulation, damage control simulation, escape procedure, dan manuver kapal pada saat menyelam.

Salah satu yang mengesankan, kata Pangarmatim akhir pekan lalu di Jakarta, adalah berkesempatan mencoba penyelaman sampai kedalaman 200 m di perairan Guam Samudera Pasifik dengan USS Chicago, yang merupakan salah satu kapal selam nuklir Amerika Serikat Los Angeles Attack Class.

Pada kesempatan tersebut, Pangarmatim beserta rombongan mendapat  sertifikat kehormatan sebagai awak kapal selam US Navy oleh Komandan Skuadron 15 dan mendapatkan brevet kehormatan Dolphin.

Ini pertama kali pejabat TNI AL diundang ke markas kapal selam Amerika Serikat sekaligus pemberian brevet selam US Navy pertama.

“Selain itu kita lebih tahu bagaimana kapal selam nuklir AS,” ujar Darwanto seusai penutupan latihan pratugas TNI Sangata, di Jakarta.

Kendati peralatan dan perlengkapan operasional serta prosedur latihan di kapal selam itu tidak berbeda jauh dengan yang biasa dioperasikan TNI AL, tentu teknologinya lebih maju.

Selain itu, USS Chicago (SSN 721) didorong tenaga nuklir, sedangkan kapal selam KRI Cakra milik Indonesia bertenaga diesel elektrik.

KRI Cakra pun menunggu perbaikan (overhaul) kedua tahun ini, setelah perbaikan pertama dilakukan pada 2006.

Setelah koordinasi anggaran tuntas, perbaikan pun bisa dilakukan.

Capt. Grimes dalam situs www.csp.navy.mil pun mengatakan, hubungan persahabatan dengan Indonesia adalah teladan untuk komitmen bersama dalam mengamankan dan menjaga stabilitas kawasan.

“Saling kunjung dalam memperkuat kerjasama di kawasan memegang peran penting,”

Pangarmatim pun terkesan dengan kerja sama tim dan dedikasi yang ditunjukkan para awak USS Chicago dalam menjalankan misi.

Darwanto pun berharap, hubungan baik ini semakin memperkuat kemitraan dan kerja sama dalam menjaga stabilitas wilayah terutama di wilayah Pasifik Barat-Asia.

Kerja sama TNI AL dan US Navy sebenarnya sudah berlangsung lama.

Salah satu latihan bersama yang rutin dilaksanakan bertahun-tahun adalah Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT).

Selain itu, adapula latihan bersama Sea Survex sebagai bentuk kerja sama latihan di bidang penerbangan Angkatan Laut.

Menurut Darwanto, ketika komunikasi kedua negara baik dan saling mengetahui sikap masing-masing, diharapkan stabilitas kawasan tercipta.

Indonesia sendiri sebagai negara maritim berperan dalam menjaga stabilitas wilayahnya.

Tentu sebagai negara maritim, pengamanan kawasan laut jauh lebih sulit dilakukan ketimbang negara daratan.

Namun, dengan kerja sama dengan negara-negara dalam satu kawasan, tentu semestinya tidak ada pelanggaran wilayah terjadi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen TNI AD, Dian Andriani Harap Kowad Lain Menyusul

Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen TNI AD, Dian Andriani Harap Kowad Lain Menyusul

Nasional
Jokowi Bakal Tinjau Lokasi Banjir Lahar di Sumbar Pekan Depan

Jokowi Bakal Tinjau Lokasi Banjir Lahar di Sumbar Pekan Depan

Nasional
Nurul Ghufron Tak Hadir karena Belum Tuntas Siapkan Pembelaan, Dewas KPK Tunda Sidang Etik

Nurul Ghufron Tak Hadir karena Belum Tuntas Siapkan Pembelaan, Dewas KPK Tunda Sidang Etik

Nasional
PDI-P Tuding Jokowi Cawe-cawe Pilkada dengan Bansos Beras, Ngabalin: Segera Lah Move on

PDI-P Tuding Jokowi Cawe-cawe Pilkada dengan Bansos Beras, Ngabalin: Segera Lah Move on

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Ngabalin: Mudah-mudahan Cepat, Itu Arah Haluan Prabowo-Gibran

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Ngabalin: Mudah-mudahan Cepat, Itu Arah Haluan Prabowo-Gibran

Nasional
Risma Relokasi 2 Posko Pengungsian Banjir Lahar Dingin di Sumbar yang Berada di Zona Merah

Risma Relokasi 2 Posko Pengungsian Banjir Lahar Dingin di Sumbar yang Berada di Zona Merah

Nasional
Ahok Masuk Bursa Bacagub Sumut, PDI-P: Prosesnya Masih Panjang

Ahok Masuk Bursa Bacagub Sumut, PDI-P: Prosesnya Masih Panjang

Nasional
Bantah PDI-P soal Jokowi Menyibukkan Diri, Ali Ngabalin: Jadwal Padat, Jangan Gitu Cara Ngomongnya...

Bantah PDI-P soal Jokowi Menyibukkan Diri, Ali Ngabalin: Jadwal Padat, Jangan Gitu Cara Ngomongnya...

Nasional
Pimpin Langsung ‘Tactical Floor Game’ WWF di Bali, Luhut: Pastikan Prajurit dan Komandan Lapangan Paham yang Dilakukan

Pimpin Langsung ‘Tactical Floor Game’ WWF di Bali, Luhut: Pastikan Prajurit dan Komandan Lapangan Paham yang Dilakukan

Nasional
Setara Institute: RUU Penyiaran Berpotensi Perburuk Kebebasan Berekspresi melalui Pemasungan Pers

Setara Institute: RUU Penyiaran Berpotensi Perburuk Kebebasan Berekspresi melalui Pemasungan Pers

Nasional
Masuk Daftar Cagub DKI dari PDI-P, Risma: Belum Tahu, Wong Masih di Kantong...

Masuk Daftar Cagub DKI dari PDI-P, Risma: Belum Tahu, Wong Masih di Kantong...

Nasional
KPK Geledah Lagi Rumah di Makassar Terkait TPPU SYL

KPK Geledah Lagi Rumah di Makassar Terkait TPPU SYL

Nasional
Puan Minta DPR dan IPU Fokus Sukseskan Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Puan Minta DPR dan IPU Fokus Sukseskan Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Nasional
Yusril: Serahkan kepada Presiden untuk Bentuk Kabinet Tanpa Dibatasi Jumlah Kementeriannya

Yusril: Serahkan kepada Presiden untuk Bentuk Kabinet Tanpa Dibatasi Jumlah Kementeriannya

Nasional
Mensos Risma: Belum Semua Warga di Zona Merah Gunung Marapi Bersedia Direlokasi

Mensos Risma: Belum Semua Warga di Zona Merah Gunung Marapi Bersedia Direlokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com