Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fadli Zon: Kabinet Gaduh, Investor Akan Anggap Pemerintahan Tak Jelas

Kompas.com - 03/03/2016, 14:00 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengatakan, silang pendapat yang ditimbulkan oleh beberapa menteri di Kabinet bukanlah masalah perorangan, melainkan masalah satu kesatuan kabinet dalam mengambil kebijakan dan sejumlah hal teknis.

Menurut dia, jika masih ada menteri yang belum satu suara, maka sebaiknya tak perlu bicara di depan publik terlebih dahulu.

Fadli mengaku, tak memahami mengapa kegaduhan di kabinet bisa terjadi berulang kali. Termasuk apakah kegaduhan tersebut sengaja diciptakan oleh Presiden Joko Widodo sendiri.

"Memang ada menteri yang saya kira seperti itu, membuat suatu kegaduhan beberapa kali yang lalu juga, saya enggak tahu apa maksudnya seperti itu. Apakah ini disengaja oleh Presiden saya tidak tahu," ujar Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (3/3/2016).

Meski merupakan kesengajaan, kata Fadli, hal itu adalah strategi yang salah. Sebab, kegaduhan kabinet tersebut juga memberikan sinyal yang buruk bagi investor, calon investor dan para pengusaha. (baca: Jokowi Marah, Minta Menteri Tidak Saling Serang di Ruang Publik)

"Mereka (investor dan pengusaha) akan menganggap bahwa pemerintahan ini tidak jelas," ucap Politisi Partai Gerindra itu.

Menurut Fadli, adanya silang pendapat di dalam kabinet juga karena kepemimpinan, yaitu bagaimana melakukan manajemen terhadap kabinet. (baca: Jokowi Bakal Evaluasi Menteri yang Sering Bikin "Rame" di Ruang Publik)

"Karena mereka kan punya mekanisme untuk melakukan rapat kabinet. Dalam rapat kabinet kemudian diputuskan apa kebijakannya, kemudian yang harus dilakukan oleh menteri," kata Fadli.

"Leadership itu enggak ada sekolahannya. Itu dari suatu proses. Ini kejadian bukan sekali, berulang dan bisa terjadi lagi," tambah dia.

Kompas TV Kabinet Gaduh, di Mana Presiden?

Presiden Jokowi sebelumnya menilai, silang pendapat di antara para menteri yang menjadi pembantunya di Kabinet Kerja merupakan dinamika biasa. Menurut dia, hal ini harus dijadikan pembelajaran.

"Silang pendapat apa? Ya, itu dinamika biasa. Saya masih senyum gini," kata Presiden Jokowi, usai meninjau proyek pembangunan jalan tol Medan-Binjai di Binjai, Sumatera Utara (Sumut), Rabu(2/3/2016).

"Itu menjadi sebuah pembelajaran publik, mana yang benar dan mana yang tidak benar," lanjut Jokowi.

Namun, Jokowi menambahkan, apapun yang terjadi antara para menteri, semuanya harus satu visi dengan Presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com