Ketua DPP PDI-P Andreas Hugo Pareira tidak yakin dengan seorang calon kepala daerah yang diusung melalui jalur independen.
Dia menganggap dukungan partai politik yang lebih terlembaga dibutuhkan seorang calon untuk menjaga kepercayaan publik selama menjabat nantinya.
"Dalam sistem politik yang sehat, butuh pelembagaan politik yang kuat. Relawan bisa bubar, kandidat bisa berganti, tapi parpol harus tetap eksis," ungkap Andreas dalam diskusi di "Satu Meja" yang tayang di Kompas TV, Rabu (2/3/2016).
(Baca: Teman Ahok: Bulan Mei, Ahok Akan Deklarasikan Diri Sebagai Cagub DKI Independen)
Menurut dia, ada yang membedakan parpol dengan relawan yang baru saja terbentuk untuk mendukung Ahok itu.
Parpol, kata Andreas, bukan hanya mencari seorang gubernur, tetapi juga melakukan proses membangun pemimpin-pemimpin yang baru.
"Kalau ada cara pandang yang menganggap parpol tidak terlalu penting, dalam kasus ini, kalau ada yang enggak benar, orang akan tanya parpol mana yang usung dia? Bisa dicari. Kalau perseorangan, orang yang mana? Tunggu dicari dulu KTP-nya. Bagaimana?" ungkap Andreas.
Saat ini, PDI-P juga tengah membidik Ahok untuk dicalonkan kembali pada Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang. Namun, deklarasi resmi terhadap Ahok belum dilakukan karena partai pimpinan Megawati Soekarnoputri ini tengah melakukan penjaringan di tingkat daerah hingga pusat.
(Baca: "Masa PDI-P Disuruh Minta Izin Sama Teman Ahok, Enggak Etislah...")
Sebelumnya dalam diskusi yang sama, Juru Bicara Teman Ahok, Singgih Widyastomo menyatakan keyakinan mereka bahwa Ahok akan mendeklarasikan diri sebagai calon gubernur independen pada bulan Mei mendatang.
Pada bulan itu, target 1 juta Kartu Tanda Penduduk diperkirakan sebagai syarat maju melalui jalur independen, sudah akan tercapai.
Ada pesan khusus yang disampaikan masyarakat pendukung Ahok soal keberadaan parpol yang mulai melirik mantan Bupati Belitung Timur itu.
"Banyak dari yang menyatakan dukungan itu mengatakan mereka tidak masalah kalau parpol mendukung, asal bukan mengusung Ahok," ungkap Sigit.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.