JAKARTA, KOMPAS.com - Mahkamah Kehormatan Dewan akan mendatangi Rumah Sakit Mata Aini, tempat Dita Aditia dirawat.
Kunjungan ke rumah sakit ini dimaksudkan untuk mencari bukti tambahan, apakah benar Anggota Komisi III DPR Masinton Pasaribu melakukan pemukulan terhadap staf ahlinya itu.
"Alat bukti yang mendukung, di media sudah sangat ramai. Karena belum cukup, kami harus melakukan penyelidikan, mengumpulkan tambahan-tambahan informasi, memantau kemudian melakukan penyelidikan dan koordinasi," kata Ketua MKD Surahman Hidayat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/2/2016).
Selain ke rumah sakit, MKD juga merencanakan kunjungan ke Camden Bar di Cikini, Jakarta. Menurut pengakuan Dita, dia dianiaya Masinton usai dijemput dari Cafe tersebut pada 21 Januari 2016 lalu.
Selain itu, MKD juga akan bertandang ke Badan Reserse Kriminal Mabes Polri. Dita juga sebelumnya sudah membuat laporan ke Bareskrim. (baca: Polisi Kumpulkan Bukti Penganiayaan Dita Sebelum Periksa Masinton)
"Kita koordinasi dengan Polri. Sharing informasi. Setelah itu, baru lah MKD memutuskan apakah aduan yang disampaikan oleh LBH Apik ini layak ditindaklanjuti atau tidak. Jika MKD memutuskan kasus ini layak ditindaklanjuti, maka baru lah MKD akan memanggil Dita dan Masinton," kata dia.
Direktur LBH APIK Ratna Bantara Mukti sebelumnya mengatakan, Dita memiliki video yang berisi pengakuan Masinton telah memukul Dita.
Video itu diambil saat Masinton menjenguk Dita di rumah sakit, beberapa waktu yang lalu. Ratna enggan menjelaskan secara detail isi video tersebut. (baca: Dita Aditia Punya Video Pengakuan Masinton soal Penganiayaan)
Pada Jumat 5 Februari lalu, lanjut Ratna, video itu telah diserahkan kepada penyidik Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri untuk dijadikan alat bukti petunjuk perkara tersebut.
Masinton awalnya membantah tuduhan Dita. (baca: Dua Versi Cerita dalam Kasus Pemukulan Staf Masinton)
Belakangan, ia tak lagi membantah telah melakukan pemukulan terhadap Dita. Dia hanya mengklaim bahwa kasus dugaan penganiayaan terhadap Dita sudah diselesaikan secara kekeluargaan. (baca: Masinton Klaim Kasus Pemukulan Dita Berujung Damai)
"Sudah selesai, kekeluargaan. Sesuai dengan saran banyak pihak. Kita datang. Saling memaafkan, klarifikasi," kata Masinton.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.