Bahkan dalam perjalannya, Gareng sempat mendaki Gunung Lawu dan berhasil sampai puncak namun saat turun ia harus dilarikan ke rumah sakit karena kelelahan.
"Dibawa kerumah sakit bukan karena virus dalam tubuh saya. Lha bukan cuma saya yang dibawa, semua rombongan juga di bawa karena faktor kelelahan," katanya sambil tertawa.
Keputusan Gareng jalan kaki keliling Indonesia didukung kedua orang tuanya, meski Gareng adalah anak tunggal mereka.
Niatnya semakin kuat ketika ia mengetahui jika anak semata wayangnya dan istrinya tidak tertular virus HIV.
"Saya bersyukur saat anak dan istri saya tidak tertular. Mereka negatif. Tapi istri saya memilih menjauhi saya," jelasnya.
Pertama kali ia mengetahui dirinya mengidap virus HIV saat bekerja menjadi satpam dan bekerja shift malam pada tahun 2011.
"Waktu itu saya pikir kena TBC tapi setelah dicek saya dinyatakan positif. Selama setahun saya drop. Berat badan turun drastis," kenangnya.
Sepanjang perjalanan Gareng selalu mengagendakan untuk bertemu dengan para ODHA di daerah yang ia lalui untuk saling menguatkan dan memotivasi.
Selain itu ia juga datang ke berbagai kampus untuk mensosialisaikan penyebaran virus HIV serta menghapus stigma terhadap ODHA.
"Saya selalu sedih kalau ada yang menyebut kami penderita. Kami, ODHA sama dengan yang lainnya. Kami masih bisa berkarya dan berbuat yang sama dengan mereka," jelas lelaki yang mempunyai hobi naik gunung tersebut.
Saat di tanya apa cita-citanya ia menjawab hanya ingin menikah, mempunyai anak, dan hidup bersama keluarga.
"Tapi setelah istri saya meninggalkan saya karena virus HIV saya masih belum ada keinginan untuk berumah tangga lagi sampai saat ini. Yang penting misi saya untuk menghapus stigma negatif ODHA terus berjalan," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.