Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepada "Selebtweet", Jokowi Bersikeras Lanjutkan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Kompas.com - 02/02/2016, 17:41 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo memastikan, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dilanjutkan sampai selesai. Hal itu ia katakan saat bertemu sejumlah pegiat media sosial atau selebtweet di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (2/2/2016).

"Beliau bersikeras (melanjutkan proyek kereta cepat) karena percaya masa depan bukan di kendaraan pribadi, jadi mesti tingkatkan transportasi umum," kata komposer musik sekaligus pegiat media sosial (medsos), Addie MS, seusai bertemu Presiden Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa siang.

Addie menuturkan, transportasi umum dipilih Jokowi untuk mengatasi problem klasik bernama kemacetan lalu lintas. Berdasarkan data Presiden Jokowi, kata Addie, negara menelan kerugian sampai Rp 42 triliun setiap tahun hanya karena kemacetan lalu lintas di DKI Jakarta.

"Kita bisa bangkrut kalau tidak berbuat sesuatu, belum apa-apa sudah ditakut-takuti banjir, gempa," ucap Addie.

(Baca: Sebenarnya Ini Jaminan yang Diminta dalam Proyek KA Cepat Jakarta-Bandung)

Di lokasi yang sama, pemilik akun Twitter @kurawa, Rudi Valinka, memberikan dukungan kepada Jokowi untuk menuntaskan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Menurut Rudi, kritik terhadap proyek kereta cepat seharusnya sudah dapat diprediksi sebelumnya.

Rudi tidak sependapat jika kereta cepat Jakarta-Bandung dianggap terlalu mahal karena dibandingkan dengan proyek serupa di Iran. Pasalnya, struktur lahan di Iran berbeda dengan kondisi jalur kereta cepat Jakarta-Bandung.

"Perbandingannya tidak apple to apple. Di Iran per kilometernya lebih murah karena padang pasir, lurus. Dari Jakarta ke Bandung banyak bukit, jembatan, tembus tanah," ucap Rudi.

(Baca: Kereta Cepat di Indonesia Lebih Mahal dari Iran, Ini Penjelasan Menteri Rini)

Rudi menilai, dalam posisi ini, keberanian pemerintah untuk memulai memang diperlukan. Contoh yang dia gunakan adalah saat pemerintah memulai pembangunan MRT di Jakarta, meski awalnya sempat menuai banyak kritik.

"Kalau tidak punya keberanian memulai, itu yang susah," ungkapnya.

Rudi yakin, lintasan kereta cepat akan ditambah sampai Surabaya jika proyek Jakarta-Bandung terbukti sukses. Proyek itu dianggap akan terealisasi karena banyak investor yang tertarik sehingga negara tidak terbebani dalam pembiayaan.

"Pasti nanti dikritik lagi, kenapa selalu di (Pulau) Jawa. Ini karena memang investor hanya berani di Jawa, di tempat lain dianggap tidak visible," ungkap Rudi.

#StopKeretaCepat

Sementara itu, di Twitter, sejumlah pemilik akun menyuarakan protesnya akan proyek kereta cepat. Dengan menggunakan tanda pagar (tagar) #StopKeretaCepat, mereka menuliskan alasan-alasan mengapa megaproyek itu perlu dihentikan.

Mereka pun turut me-retweet sejumlah pemberitaan dan pendapat tokoh yang menolak proyek kerja sama BUMN Indonesia dengan BUMN China tersebut. Tagar ini sempat masuk dalam trending topic pada Selasa sore ini.

(Baca: Fahri Hamzah: Jangan Sampai Kereta Cepat Jadi "Jokowi's New Toy")

"Tolong presiden @jokowi hentikan proyek kereta cepat JKT-BDG karena jaraknya trlalu pendek dan tidak efisien anggaran #StopKeretaCepat," tulis pengguna akun @SulthanAldivano.

"Pikirkan lagi masak masak. lagian JKT - BDG Deket. Toh angkutan umum & travel juga masih banyak! #StopKeretaCepat," tulis pengguna akun @kireyyunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Jokowi dan PDI-P, Projo: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Projo: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com