Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sarung Jokowi dan Wak, Wak, Wak

Kompas.com - 12/01/2016, 16:52 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Di salah satu dari sejumlah meja bundar yang ada di Istana Negara, Jakarta, Jumat (8/1/2015), Presiden Joko Widodo duduk bersama lima wartawan. Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki juga duduk di tempat itu. Di puluhan meja bundar lainnya duduk puluhan wartawan yang sehari-hari meliput kegiatan Istana Kepresidenan.

"Wah, sekarang tampak kurus," kata Presiden menyapa wartawan Kompas di depannya. "Biar kurus, tapi saya senang melihat Pak Jokowi difoto mengenakan sarung di Papua. Ini karena warna dan motif sarung itu sama dengan sarung saya," kata sang wartawan.

"Tapi, sarung itu bukan punya saya. Sarung itu milik hotel di tempat saya menginap," ujar Presiden.

Kemudian Jokowi bercerita tentang perjalanannya ke beberapa tempat di Papua, terutama di wilayah pegunungan tengah, di pulau paling timur Indonesia itu. Di salah satu wilayah, Jokowi bertanya kepada pejabat setempat mengapa hanya sedikit warga atau penduduk yang menghadiri acara.

"Menurut pejabat yang saya tanya, penduduknya masih ada di hutan-hutan dan tempatnya jauh sekali. Tapi, kemungkinan memang penduduk wilayah ini sedikit. Di pasar yang saya datangi juga tidak banyak orangnya," cerita Jokowi dengan nada bergurau.

Jokowi juga bercerita nikmatnya menu makanan, seperti ubi, talas, ayam, dan sayur-sayuran yang dimasak di batu yang dibakar. "Euenak sekali rasanya," ujar Jokowi.

Menurut Jokowi, beberapa wilayah yang dia datangi termasuk kawasan dengan status "merah" alias masih rawan dari segi keamanannya. "Tapi, saya tetap harus datang ke wilayah-wilayah itu," katanya.

Sang wartawan mengatakan, yang paling menakutkan apabila ada anak panah yang diluncurkan ke rombongan. Tembakan anak panah lebih menyakitkan ketimbang peluru senjata. "Betul, anak panah lebih bahaya. Tapi, pintu mobil saya tetap saya buka supaya bisa menyaksikan masyarakat setempat," kata Presiden.

Sang wartawan juga bertanya tentang busana warga Papua di bagian Pegunungan Tengah ketika bertemu Presiden dan rombongan. "Mereka sudah diberi pakaian seragam," ujar Jokowi. Teten Masduki menambahkan, "Wah, warga sudah diberi celana kolor seragam."

Kemudian, Presiden mengatakan, ketika dia mengawali sambutan di depan masyarakat beberapa wilayah di Papua itu dengan mengatakan, "Assalamualaikum, syalom, selamat siang," mereka menyambut tidak begitu meriah dan kurang hangat. Ternyata warga di daerah itu punya adat kebiasaan lain.

Seseorang membisikkan kepada Presiden agar membuka atau menutup sambutannya dengan mengucapkan kosakata, wak, wak, wak. "Ternyata ucapan saya dengan kata wak itu disambut meriah penuh kegembiraan," kisah Presiden.

Wak, wak, wak. (J Osdar)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 12 Januari 2016, di halaman 2 dengan judul "Sarung Jokowi dan Wak, Wak, Wak".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Habiburokhman: Judi 'Online' Meresahkan, Hampir Tiap Institusi Negara Jadi Pemainnya

Habiburokhman: Judi "Online" Meresahkan, Hampir Tiap Institusi Negara Jadi Pemainnya

Nasional
Baru 5 dari 282 Layanan Publik Pulih Usai PDN Diretas

Baru 5 dari 282 Layanan Publik Pulih Usai PDN Diretas

Nasional
Penerbangan Garuda Indonesia Tertunda 12 Jam, Jemaah Haji Kecewa

Penerbangan Garuda Indonesia Tertunda 12 Jam, Jemaah Haji Kecewa

Nasional
Perdalam Pengoperasian Jet Tempur Rafale, KSAU Kunjungi Pabrik Dassault Aviation

Perdalam Pengoperasian Jet Tempur Rafale, KSAU Kunjungi Pabrik Dassault Aviation

Nasional
Cek Harga di Pasar Pata Kalteng, Jokowi: Harga Sama, Malah di Sini Lebih Murah

Cek Harga di Pasar Pata Kalteng, Jokowi: Harga Sama, Malah di Sini Lebih Murah

Nasional
Kasus Korupsi Pengadaan Lahan JTTS, KPK Sita 54 Bidang Tanah dan Periksa Sejumlah Saksi

Kasus Korupsi Pengadaan Lahan JTTS, KPK Sita 54 Bidang Tanah dan Periksa Sejumlah Saksi

Nasional
Jokowi Klaim Program Bantuan Pompa Sudah Mampu Menambah Hasil Panen Padi

Jokowi Klaim Program Bantuan Pompa Sudah Mampu Menambah Hasil Panen Padi

Nasional
Soal Izin Usaha Tambang Ormas Keagamaan, Pimpinan Komisi VII Ingatkan Prinsip Kehati-hatian dan Kepatutan

Soal Izin Usaha Tambang Ormas Keagamaan, Pimpinan Komisi VII Ingatkan Prinsip Kehati-hatian dan Kepatutan

Nasional
Jokowi Pastikan Beras Bansos Berkualitas Premium, Tak Berwarna Kuning dan Hitam

Jokowi Pastikan Beras Bansos Berkualitas Premium, Tak Berwarna Kuning dan Hitam

Nasional
Minta Pemerintah Tetapkan Jadwal Pelantikan Kepala Daerah, Ketua KPU: Kalau Tak Ada, Bakal Repot

Minta Pemerintah Tetapkan Jadwal Pelantikan Kepala Daerah, Ketua KPU: Kalau Tak Ada, Bakal Repot

Nasional
Terima Kunjungan Delegasi Jepang, Kepala BNPT Perkenalkan Program Deradikalisasi

Terima Kunjungan Delegasi Jepang, Kepala BNPT Perkenalkan Program Deradikalisasi

Nasional
Mutasi Polri, Brigjen Suyudi Ario Seto Jadi Kapolda Banten, Brigjen Whisnu Hermawan Jadi Kapolda Sumut

Mutasi Polri, Brigjen Suyudi Ario Seto Jadi Kapolda Banten, Brigjen Whisnu Hermawan Jadi Kapolda Sumut

Nasional
Pakar Hukum Minta Bandar Judi Online Dijerat TPPU

Pakar Hukum Minta Bandar Judi Online Dijerat TPPU

Nasional
Pemerintah Tak Bayar Tebusan ke Peretas PDN, Data Kementerian/Lembaga Dibiarkan Hilang

Pemerintah Tak Bayar Tebusan ke Peretas PDN, Data Kementerian/Lembaga Dibiarkan Hilang

Nasional
Pimpinan Komisi VII Wanti-wanti Pengelolaan Tambang Ormas Rentan Ditunggangi Konglomerat

Pimpinan Komisi VII Wanti-wanti Pengelolaan Tambang Ormas Rentan Ditunggangi Konglomerat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com