JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum DPP Organda Andrianto Djokosoetono menyebut ojek online berdampak pada penurunan jumlah penumpang angkutan kota.
Jumlah tersebut mencapai 40 persen.
"Efek dari ojek online itu, berdasarkan suara DPD dan DPC, berdampak langsung pada angkutan lingkungan dan mikrobus (angkutan kota). Untuk kedua jenis angkutan, jumlah penumpang turun hingga 40 persen," kata Andrianto di kantor DPP Organda, Jakarta Selatan, Senin (21/12/2015).
Terlebih lagi, Andrianto melanjutkan, antar-perusahaan ojek online sedang melakukan perang harga (price war). Hal ini juga berdampak langsung pada minat warga dalam memilih angkutan umum.
"Terutama ojek online ini kan sedang price war di antara mereka. Yang satu bilang Rp 10.000, satu lagi bilang Rp 5.000. Nanti besok-besok Anda naik, Anda dibayar," keluh Andrianto.
Dengan begitu, Andrianto berharap pemerintah dapat mendengar keluhan dari pemilik angkutan umum.
Pasalnya, dampak tersebut dirasakan langsung oleh pemilik angkutan umum, khususnya di Jakarta dan kota-kota yang memiliki ojek online.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.