Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudirman Said: Pengadu Seharusnya Dimuliakan, Bukan Dijadikan Orang Bersalah

Kompas.com - 02/12/2015, 21:49 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri ESDM Sudirman Said menjalani pemeriksaan sebagai saksi dalam perkara dugaan pelanggaran kode etik Ketua DPR Setya Novanto di Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD).

Setelah menjalani pemeriksaan selama delapan jam, Sudirman mengatakan, dia tidak memiliki keinginan untuk menyerang pihak mana pun dalam pembuatan laporan itu.

"Saya ingin memuliakan Dewan. Enggak ada maksud apa pun untuk menyerang siapa pun," kata Sudirman di Kompleks Parlemen, Rabu (2/12/2015).

"Seharusnya, pengadu dimuliakan, bukan (justru dianggap) sebagai orang yang bersalah," lanjut Sudirman.

Sepanjang proses pemeriksaan yang berlangsung terbuka itu, Sudirman memang dicecar berbagai pertanyaan dari "kelompok pendukung" Setya Novanto.

Pertanyaan yang diajukan terutama terkait keabsahan rekaman percakapan yang diserahkan.

Rekaman yang disebut terjadi pada 8 Juni 2015 itu diduga melibatkan Novanto, pengusaha Riza Chalid, dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin.

"Anda tidak kenal rekaman itu apakah asli atau tidak, apakah Anda mendengarkan langsung?" kata anggota MKD dari Fraksi Golkar, Ridwan Bae, saat persidangan.

"Saya percaya dengan orang yang memberikan informasi kepada saya," ujar Sudirman.

Hal senada juga ditanyakan anggota MKD dari Fraksi Golkar lainnya, Adies Kadir. Anggota Komisi III DPR itu menanyakan validitas rekaman yang diserahkan itu.

"Tadi Bapak sampaikan bukti rekaman ini signifikan dengan laporan. Apa yang salah dengan pertemuan Novanto yang disadap ini? Apa yang salah?" kata Adies.

"Maaf, tidak tepat jika disebut sadapan," ucap Sudirman.

"Menurut saya, tidak tepat seorang pimpinan Dewan memangil pengusaha, mengundang pengusaha yang sedang bernegosiasi dengan pemerintah, dan mengundangnya bersama pihak yang tidak punya urusan dengan hal yang dinegosiasi," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MKD Bakal Panggil PPATK Soal Anggota DPR Main Judi Online

MKD Bakal Panggil PPATK Soal Anggota DPR Main Judi Online

Nasional
PPATK Bakal Laporkan Anggota DPR Main Judi Online ke MKD

PPATK Bakal Laporkan Anggota DPR Main Judi Online ke MKD

Nasional
MKD Disebut Bisa Langsung Tindak Anggota DPR Pemain Judi Online Tanpa Tunggu Laporan

MKD Disebut Bisa Langsung Tindak Anggota DPR Pemain Judi Online Tanpa Tunggu Laporan

Nasional
KPK Ungkap Modus Dugaan Korupsi Bansos Presiden, Kualitas Dikurangi

KPK Ungkap Modus Dugaan Korupsi Bansos Presiden, Kualitas Dikurangi

Nasional
Tiba di Pearl Harbor, KRI Raden Eddy Martadinata-331 Akan Latihan dengan Puluhan Kapal Perang Dunia

Tiba di Pearl Harbor, KRI Raden Eddy Martadinata-331 Akan Latihan dengan Puluhan Kapal Perang Dunia

Nasional
PKS Pastikan Sudah Komunikasi dengan Anies Sebelum Memasangkannya dengan Sohibul Iman

PKS Pastikan Sudah Komunikasi dengan Anies Sebelum Memasangkannya dengan Sohibul Iman

Nasional
Jokowi Sebut Surplus Panen Padi di Kotawaringin Timur Akan Dibawa ke IKN

Jokowi Sebut Surplus Panen Padi di Kotawaringin Timur Akan Dibawa ke IKN

Nasional
Hari Anti Narkotika Internasional, Mengadopsi Kebijakan Berbasis Ilmiah

Hari Anti Narkotika Internasional, Mengadopsi Kebijakan Berbasis Ilmiah

Nasional
Usung Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta, PKS Dianggap Incar Efek 'Ekor Jas'

Usung Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta, PKS Dianggap Incar Efek "Ekor Jas"

Nasional
Jokowi Sebut Indonesia Akan Terdampak Gelombang Panas Empat Bulan ke Depan

Jokowi Sebut Indonesia Akan Terdampak Gelombang Panas Empat Bulan ke Depan

Nasional
Duetkan Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta, PKS Kurang Diuntungkan Secara Elektoral

Duetkan Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta, PKS Kurang Diuntungkan Secara Elektoral

Nasional
3 Desa Dekat IKN Banjir, BNPB: Tak Berdampak Langsung ke Pembangunan

3 Desa Dekat IKN Banjir, BNPB: Tak Berdampak Langsung ke Pembangunan

Nasional
Wakasad Kunjungi Pabrik “Drone” Bayraktar di Turkiye

Wakasad Kunjungi Pabrik “Drone” Bayraktar di Turkiye

Nasional
Usung Anies di Pilkada Jakarta 2024, PKS Dianggap Menjaga Daya Tawar Politik

Usung Anies di Pilkada Jakarta 2024, PKS Dianggap Menjaga Daya Tawar Politik

Nasional
Blusukan di Kalteng, Jokowi Kaget Harga Bahan Pokok Hampir Sama dengan di Jawa

Blusukan di Kalteng, Jokowi Kaget Harga Bahan Pokok Hampir Sama dengan di Jawa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com