Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AirAsia QZ8501 Alami 4 Kali Gangguan Sebelum Kecelakaan

Kompas.com - 01/12/2015, 15:19 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di perairan dekat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, pada 28 Desember 2014, ternyata mengalami empat kali gangguan sebelum mengalami kecelakaan.

Hal tersebut diketahui melalui investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). 

Ketua Sub Komite Kecelakaan Pesawat Udara KNKT Kapten Nurcahyo mengatakan bahwa gangguan pertama muncul pada pukul 06.01 dalam ketinggian 32.000 kaki.

Gangguan terjadi pada sistem rudder travel limiter (RTL). Gangguan ini mengaktifkan electronic centralized aircraft monitoring (ECAM).

Menurut Nurcahyo, pilot kemudian melakukan tindakan sesuai prosedur ECAM, dan penerbangan pesawat masih berlanjut secara normal.

Selanjutnya, gangguan kedua muncul pada pukul 06.09 sehingga pilot melakukan tindakan sesuai prosedur yang sama.

TRIBUNNEWS / HERUDIN Investigator In Charge (IIC) Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Mardjono Siswosuwarno, Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono, Plt Kasubkom Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT (kiri ke kanan), menjelaskan kepada wartawan terkait hasil penyelidikan jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 dengan rute penerbangan Surabaya-Singapura pada 28 Desember 2014, di Jakarta, Selasa (1/12/2015).
Gangguan pada bagian yang sama terjadi kembali 4 menit setelah gangguan kedua. Saat itu, pilot kembali melakukan prosedur sesuai ECAM.

Namun, 2 menit setelahnya, masalah pada bagian yang sama kembali timbul. Meski demikian, pada gangguan keempat tersebut, menurut Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono, pilot mengubah tindakan yang tidak sesuai prosedur ECAM.

Masalah yang terjadi ternyata berbeda pada tiga gangguan sebelumnya.

Soerjanto mengatakan, gangguan keempat tersebut pernah terjadi sebelumnya pada 25 Desember 2014 di Bandara Juanda. Saat itu, circuit breaker (CB) pada flight augmentation computer (FAC) direset.

"Bahwa yang dimaksud gangguan pada RTL itu sebetulnya tidak ada masalah. Namun, kapten ternyata pernah mengalami hal serupa pada 25 Desember 2014. Saat itu, dia melihat teknisi sudah melakukan reset waktu di Surabaya," kata Soerjanto.

Setelah gangguan keempat terjadi, auto-pilot dan auto-thrust tidak aktif, sistem kendali fly by wire pesawat berganti dari normal law ke alternate law. Pengendalian pesawat kemudian masuk dalam kondisi yang disebut sebagai upset condition dan stall.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com