Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersatu Melawan Perdagangan Pengaruh

Kompas.com - 24/11/2015, 15:00 WIB

Praktik korupsi di kalangan pemegang kekuasaan semakin mengancam kehidupan demokrasi. Perbuatan yang ditakbirkan sebagai kejahatan luar biasa telah semakin endemik dan harus dihadapi dengan tindakan yang lebih luar biasa lagi. Salah satu opsi adalah ketentuan yang lebih tegas mengenai perdagangan pengaruh.

Secara umum, terminologi tersebut mengacu pada International Conventions On Corruption (artikel 18; artikel 12) dan United Nation Convention Against Corruption, intinya lebih kurang adalah perbuatan yang bermaksud menjanjikan pemberian atau penawaran sesuatu langsung atau tidak langsung kepada pejabat publik atau seseorang untuk mendapatkan keuntungan eksesif (undue advantage) agar pejabat publik atau seseorang tersebut menyalahgunakan pengaruhnya.

Ada peluang melakukan regulasi yang tegas agar dapat memitigasi maraknya perdagangan pengaruh karena Indonesia telah meratifikasi konvensi tersebut melalui Undang-Undang No 7/2006 pada 19 September 2006.

Meskipun secara akademik, sebagaimana dipaparkan Willeke Slingerland (The Fight Against Trading In Influence, 2011), isu tersebut telah menimbulkan perdebatan sengit, lebih dari 160 negara melakukan hal yang sama sebagai upaya melawan korupsi.

Dalam hal ini, Indonesia Corruption Watch yang pernah menginisiasi kajian perdagangan pengaruh pada 2013, bersama kekuatan masyarakat sipil dan berkolaborasi dengan unsur-unsur negara yang masih memiliki niat baik, agar melanjutkan upaya mulia tersebut sehingga mandat rakyat kepada elite penguasa tidak disalahgunakan.

Sudah saatnya seluruh komponen bangsa bersatu melawan perdagangan pengaruh yang apabila dibiarkan pasti berpengaruh buruk terhadap upaya mewujudkan kesejahteraan bersama.

J Kristiadi
Peneliti Senior CSIS

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 24 November 2015, di halaman 15 dengan judul "Bersatu Melawan Perdagangan Pengaruh".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com