MANILA, KOMPAS.com - Pada tahun 2016, beras asal Pakistan diperkirakan akan masuk ke Indonesia. Saat ini, pemerintah tengah menyusun kerangka kerja sama antar pemerintah untuk merealisasikan rencana tersebut.
Jumlah beras yang akan diimpor dari Pakistan adalah 500.000 ton.
"Kita masih kejar MoU dengan Pakistan supaya ada payung G to G. Setelah itu, baru Perum Bulog bisa mengirim tim inspeksi dan melakukan verifikasi serta negosiasi," kata Menteri Perdagangan Thomas Lembong, di sela-sela Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) Summit 2015, di Manila, Rabu (18/11/2015).
Thomas mengatakan, berdasarkan informasi yang diterima dari Duta Besar Pakistan, negara tersebut diperkirakan mampu memasok beras sebanyak 500.000 ton.
Namun, beras impor tersebut kemungkinan tidak bisa masuk ke Indonesia pada tahun ini dikarenakan waktu hingga akhir tahun, sudah terbilang sempit.
Dengan waktu sempit itu, pemerintah tidak bisa mempersiapkan negosiasi, inspeksi, pencarian kapal, dan pengiriman untuk impor beras tahun ini.
Beras itu diperkirakan baru bisa masuk tahun 2016 setelah pemerintah melakukan sejumlah rapat koordinasi.
"Saya takutnya cuma tinggal enam minggu lagi, kita harus inspeksi, negosiasi, cari kapal karena jaraknya lebih jauh dari Vietnam dan Thailand. Sepertinya tidak bisa tahun ini," ujar Tom.
Terkait dengan berapa harga beras yang nantinya akan dibeli oleh Indonesia untuk menjamin stok dalam negeri, Tom mengatakan bahwa masih belum mendapatkan informasi terkait hal tersebut.
Namun, dia menyebut kualitas beras Pakistan sama dengan yang berasal dari Vietnam atau Thailand.
"Kita sudah melakukan beberapa kali rakor, dan sama halnya dengan komoditas pangan lain, kita akan mulai perencanaan tahunan. Jadi November kita akan hitung untuk impor sapi, gula, beras untuk persiapan tahun berikutnya. Pada 2016, masih menunggu hasil rakor," ujar Tom.
Rencana pemerintah untuk mengimpor beras dari Pakistan terjadi setelah adanya keterlambatan pemerintah memutuskan impor beras dari Vietnam dan Thailand.
Pemerintah berencana untuk mengimpor beras sebanyak 1,5 juta ton dari kedua negara itu.
Namun karena terlambat memutuskan, maka stok beras yang ada di negara eksportir sudah menipis dikarenakan Filipina telah melakukan pembelian dalam jumlah yang cukup besar dan menyebabkan harga beras mengalami kenaikan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.