"Sekarang sudah mendekati 90 persen. Masukan masyarakat akan menjadi final untuk menjadikannya 100 persen," kata Kepala Badan Diklat Kemenhan Mayjen TNI Hartin Asrin saat kegiatan Focus Group Discussion tentang Penyusunan Kurikulum Pusat Pendidikan dan Latihan Bela Negara di Kemenhan, Jumat (13/11/2015).
Ia menjelaskan, ada tiga hal utama yang akan dimasukkan dalam kurikulum bela negara, yaitu bidang studi dasar, intelijen dasar, dan konten lokal. Untuk bidang studi dasar, materi ketatanegaraan seperti wawasan kebangsaan, sistem ketahanan semesta, dan kepemimpinan akan menjadi fokus utamanya.
"Khusus untuk kepemimpinan, itu akan menyesuaikan dengan level peserta yang diajarkan," kata dia. Sementara, untuk bidang intelijen dasar, setiap peserta akan diajarkan kemampuan mengumpullkan dan melaporkan sebuah informasi. Teknik penyusunan laporan pun menggunakan metode yang digunakan intelijen pada umumnya.
"Kita ajarkan 5W 1H (what, where, when, who, why + how), bagaimana mengolah informasi itu," kata dia.
Ia menambahkan, selama ini pemerintah sebenarnya telah mengajarkan teknik intelijen dasar kepada masyarakat secara tidak langsung. Ia menyebut, papan informasi "Lapor 1x24 Jam" yang biasa terpasang di perkampungan merupakan salah satu contohnya.
"Cuma sekarang itu sudah dingin. Nah, kami ingin hangatkan lagi," ujarnya.
Materi terakhir adalah diajarkannya muatan lokal menyesuaikan dengan lokasi yang diajarkan. Untuk materi terakhir, Hartin mengatakan, Kemenhan telah mencoba menerapkannya kepada sejumlah pegawai Bank BNI 46.
"Kita ajarkan filosofi 46 dan bagaimana upaya mereka dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Untuk hal ini, kita bekerja sama dengan diklat yang mereka miliki," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.