Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Cuaca, KPU Buat Peta Daerah Prioritas

Kompas.com - 03/11/2015, 19:01 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengantisipasi potensi hambatan karena faktor alam dalam pendistribusian logistik ke sejumlah daerah. Salah satunya adalah dengan membuat peta daerah prioritas.

"Teman-teman (KPU Daerah) sih membuat peta ya, daerah-daerah prioritas yang kemungkinan akan sulit. Itu membutuhkan waktu yang lebih lama dan akan diprioritaskan untuk distribusinya," ujar Kepala Biro Logistik Sekretariat Jenderal KPU, Farida Fauzia di kantor KPU Pusat, Selasa (3/11/2015).

Menurut Farida, distribusi logistik sempat dikhawatirkan terhambat karena bencana kebakaran hutan dan lahan.

Namun, dia meyakini hal tersebut tak akan terjadi karena KPUD di daerah terdampak asap seperti Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, dan Jambi menyatakan kesiapannya karena distribusi menggunakan jalur darat. 

"Setelah saya konfirmasi ke Sumsel, Kalteng, Jambi. 'Enggak. Kami enggak lewat udara', katanya. Kalau distribusi tidak berpengaruh,karena semuanya lewat jalur darat," tutur Farida.

Menurut Farida, yang harus diantisipasi adalah distribusi ke daerah-daerah yang sulit dijangkau, seperti daerah kepulauan. Ia berharap, distribusi sudah dapat dimulai 20 November mendatang yang dilakukan secara bertahap.

Ditemui terpisah, Komisioner KPU Arief Budiman mengatakan pihaknya telah melakukan koordinasi dengan pemerintah terkait antisipasi distribusi logistik ke daerah-daerah yang sulit dijangkau seperti kepulauan dan pegunungan.

"Kalau jalur distribusi normal tidak bisa dipakai, kita akan minta bantuan dengan bekerjasama dengan TNI dan Polri," ujar Arief saat ditemui usai lawatan Komisioner KPU Pusat ke Istana Presiden, Selasa pagi.

Arief mengaku optimis Pilkada Serentak takkan terganggu permasalahan asap karena saat ini asap sudah mulai berkurang. Ia pun berharap Pilkada takkan terhambat musim hujan yang sebentar lagi datang.

"Asap kan sudah mulai hilang. Sudah hujan. Bisa berpindah dari problem asap menjadi problem banjir. Pokoknya kita harap tidak banjir," tegas Arief.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com