Kemenhan harus percaya bahwa elemen masyarakat sipil juga merasa prihatin dengan beragam permasalahan bangsa.
Selama ini sudah terdapat banyak kearifan sipil yang dapat menjadi modal bagi program bela negara.
Masyarakat pesantren, misalnya, mengutamakan nilai kedisiplinan melalui ibadah dan kolektivitas.
Pramuka sebagai gerakan nasional bahkan telah berkiprah selama satu abad lebih untuk memupuk rasa cinta sesama, tolong-menolong, disiplin, dan solidaritas.
Gerakan Pramuka mengedepankan pendidikan kewargaan melalui keterampilan, kesantunan, dan kreativitas.
Kegiatan sipil yang berbasis individu seperti filantropi atau sukarelawan yang bergiat dalam pendidikan, kelestarian sejarah, atau perlindungan alam, seperti Indonesia Mengajar, Akademi Berbagi, dan Profauna, juga harus dilihat sebagai bentuk bela negara.
Nasionalisme progresif
Bela negara sewajibnya juga tak hanya berbentuk kegiatan nasional yang pragmatis, tetapi juga kegiatan profesional dalam keseharian, seperti investigasi pemberantasan korupsi atau berprofesi sebagai pelayan publik seperti guru, pegawai negeri, dan dokter di daerah terpencil.
Patrick Barr-Melej (2001) melalui sejarah Cile mencontohkan, kelas menengah melalui penguatan profesi-profesi keahlian sangat berperan penting dalam mewujudkan nasionalisme progresif sebagai alternatif dari nasionalisme militeristik.
Pembelajaran yang bersifat satu arah seperti penataran P4 pada masa Orde Baru sudah terbukti kurang efektif.
Oleh sebab itu, pendidikan bela negara haruslah menggunakan metode progresif yang meletakkan peserta didik sebagai subyek.
Pendekatan metode pembelajaran berbasis siswa (student centered learning) dapat digunakan karena menuntut sang pembelajar menjadi aktif dalam berpikir kritis, mampu mengenali masalah di sekitar mereka, dan aktif mencari solusinya.
Jerman, misalnya, memformulasikan Pelayanan Sipil (Zivildienst) dengan mendorong anak muda lulusan sekolah menengah atas mengabdi pada beragam institusi publik.
Mereka dilatih menguasai keahlian tertentu, berdisiplin dalam waktu kerja, menjaga kualitas kerja, dan melayani sesama warga negara.