Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Sependapat dengan Gerindra, Nasdem Sebut RAPBN 2016 Pro Rakyat

Kompas.com - 30/10/2015, 08:33 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Badan Anggaran DPR dari Fraksi Nasdem Johnny G Platte membantah argumentasi Partai Gerindra bahwa Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2016 tidak pro rakyat. Menurut dia, RAPBN 2016 sangat berpihak kepada rakyat, termasuk penyertaan modal negara (PMN) terhadap Badan Usaha Milik Negara dengan nilai total Rp 39 Triliun.

Johnny menjelaskan, suntikan modal melalui PMN dimaksudkan untuk pembiayaan infrastruktur di luar yang wajib dibangun pemerintah. Dengan suntikan dana itu, maka BUMN bisa membangun dan mengembangkan infrastruktur yang nantinya bisa dimanfaatkan oleh rakyat banyak.

"Jadi kan infrastruktur kita jadi banyak, tanpa beban APBN. Dengan kita berikan PMN, BUMN bisa bangun infrastruktur baru diluar yang pemerintah bangun. Itu kan memberi multiplier effect yang langsung dirasakan rakyat kecil. Itu bagian dari pro rakyat," kata Johnny di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (30/10/2015).

Namun, Johnny menegaskan, PMN tidak diberikan bagi BUMN yang kurang sehat. PMN hanya diberikan kepada BUMN yang diproyeksikan bisa mendapatkan keuntungan. Alokasi PMN nantinya juga harus melalui persetujuan Komisi XI yang membidangi keuangan. Jika pengalokasiannya tak tepat, kata Johnny, DPR tidak akan menyetujui.

"Kalau BUMN itu enggak sehat ya jangan. Kalau gitu, enggak pro rakyat," kata dia.

Johnny juga tak setuju dengan Gerindra yang menilai bahwa PMN sebaiknya perlu dialihkan ke dana desa. Sebab dana desa sudah dialokasikan dua kali lipat dari APBN sebelumnya.

"Sekarang naik menjadi Rp 47 triliun dari sebelumnya 27 trilun. Yang sekarang pun dana desa desa belum bisa diserap dengan baik. Dan kita konsern dengan penyerapan dana desa," ujar Johnny.

Sejauh ini, baru Gerindra yang menyatakan penolakan terhadap RAPBN 2016 dan disampaikan melalui pandangan mini fraksi, Kamis (29/10/2015) malam.

Platte memastikan RAPBN 2016 tetap akan disahkan meski tanpa persetujuan Gerindra. Postur PMN dalam RAPBN 2016, menurut dia, juga tidak akan berubah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com