Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasionalisme Para Pemuda Kreatif Kita...

Kompas.com - 27/10/2015, 21:56 WIB

KOMPAS.com - Pada 28 Oktober 1928, di Gedung Indonesiche Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106 Jakarta, perwakilan para pemuda dari berbagai daerah di Nusantara mendeklarasikan Sumpah Pemuda.

Mereka berkomitmen untuk bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia; berbangsa yang satu, bangsa Indonesia; dan menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Sumpah itu menjadi tahapan penting dari perjalanan gerakan nasionalisme yang kemudian memuncak pada Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia oleh Soekarno-Hatta pada 17 Agustus 1945.

Kini, 87 tahun kemudian, para pemuda Indonesia dari beragam profesi memaknai Sumpah Pemuda dari perspektifnya masing-masing, dan menjadikan pemaknaan itu sebagai semangat untuk berkarya dalam kehidupan kontemporer sekarang.

Mereka adalah animator Marsha Chikita Fawzi, pengamat politik dan Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya, desainer dan pekerja kreatif Yoris Sebastian, sutradara dan aktris Livi Zheng, dan cerpenis Agus Noor. Kompas mewawancarai lima pemuda itu di gedung yang sekarang dijadikan Museum Sumpah Pemuda, Selasa (27/10).

"Makna Sumpah Pemuda itu bagaimana kita bisa melepaskan diri dari perangkap ego," kata Yunarto.

Bagi Livi Zheng, semangat Sumpah Pemuda yang berkobar tanpa mati telah menjadi obor yang menyalakan tekadnya untuk tetap kreatif di mancanegara, seperti Amerika Serikat.

"Semangat itu yang saya bawa untuk membuat film dan menjadi sutradara," kata dia.

Adapun Yoris memaknai Sumpah Pemuda sebagai momen untuk memompa spirit nasionalisme. "Semangat nasionalisme bukanlah untuk diajarkan, tapi untuk ditularkan," ujarnya.

Chikita meletakkan Sumpah Pemuda sebagai inspirasi bagi pemuda untuk terus berkarya membangun bangsa.

Sedangkan Agus Noor berusaha menarik makna Sumpah Pemuda dalam era informasi yang saat ini banjir informasi. "Bagaimana kita harus selektif dan kritis memaknai berita. Pelajaran dari pemuda era 1920-an, mereka tahu informasi apa yang penting bagi mereka dan bisa dijadikan isu bersama," katanya.

Laporan tentang “87 Sumpah Pemuda” itu bakal diturunkan di Kompas cetak, Rabu (28) besok, di halaman 1, dan halaman 12, juga di laman http://print.kompas.com/

Untuk menghimpun semangat Sumpah Pemuda dari berbagai pelosok negeri, Kompas turut menggunakan tagar #AkuIndonesia dalam percakapan di media sosial, terutama Twitter. Bagi yang punya aspirasi dan ingin berbagi semangat, bisa menggunakan tagar tersebut di Twitter.

Guna menyimak lebih jauh tentang pemikiran anak-anak muda tersebut, bisa dilihat di koran harian Kompas edisi Rabu (28/10), bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda.

Selamat Hari Sumpah Pemuda, apa pun suku dan bahasa kita, #AkuIndonesia.  (Tim Kompas: Agus Susanto, Priyombodo, Heru Sri Kumoro, Amir Sodikin, Ilham Khoiri)

Kompas/Priyombodo Di balik layar proses pemotretan Sumpah Pemuda Kompas di Museum Sumpah Pemuda, Jakarta Pusat, Selasa (27/10/2015).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Nasional
Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Nasional
Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Nasional
Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Nasional
KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

Nasional
Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Nasional
Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Nasional
Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Nasional
Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Nasional
Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Nasional
PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

Nasional
Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Nasional
Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Nasional
Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Nasional
Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com